• Senin, 22 Desember 2025

Situasi Dalam Negeri Beri Tekanan IHSG

Photo Author
Indra Zakaria
- Selasa, 5 Maret 2024 | 12:05 WIB
Ilustrasi Bursa Saham Indonesia
Ilustrasi Bursa Saham Indonesia

 

JAKARTA – Sepanjang perdagangan kemarin (4/3), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah. Terkoreksi 35,15 poin atau minus 0,48 persen ke level 7.276,749. Kenaikan harga beras menjadi salah satu sentimen negatif. ’’Dampak kenaikan harga beras mendorong naiknya inflasi Februari 2024 menjadi salah satu sebab koreksi IHSG,” ungkap analis pasar modal Hans Kwee kepada Jawa Pos (4/3).

Badan Pusat Statistik merilis data inflasi pada bulan lalu sebesar 2,75 persen year-on-year (YoY) dan 0,37 persen secara bulanan. Realisasi tersebut meningkat dibandingkan awal tahun ini yang tercatat 2,57 persen YoY dan 0,2 persen month-to-month (MtM).

Kenaikan harga beras tercatat sebesar 5,32 persen. Angka tersebut memberikan kontribusi 0,21 persen terhadap inflasi secara keseluruhan. Secara umum, terkereknya harga pangan itu terjadi di 37 provinsi.

Baca Juga: Wow! Harga Minyak Kratom Tembus Rp 2 Juta per 50 Mililiter

Meskipun demikian, global membawa sentimen positif usai Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) merilis indeks pengeluaran konsumsi pribadi alias personal consumption expenditures (PCE) Januari 2024. Naik menjadi 2,4 persen YoY dan tumbuh 0,3 persen MtM. Realisasi itu sesuai dengan ekspektasi pasar.

Hal tersebut membuat pelaku pasar modal sedikit bernapas lega. Meski dinilai belum cukup, setidaknya optimisme pasar meningkat jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) bisa memangkas suku bunga acuan pada Juni.

’’IHSG berpeluang menguat dengan support di level 7.252 sampai 7.180 dan resistance di 7.370 hingga 7.403,” ucap dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti itu.

Data tenaga kerja AS, kata Hans, juga menjadi perhatian pelaku pasar pekan ini. Berdasar proyeksi pasar, nonfarm payrolls yang merupakan jumlah penciptaan pekerjaan selain sektor pertanian, perumahan, lembaga nirlaba, dan rumah tangga mengalami penambahan sebesar 200 ribu pekerjaan. Lebih rendah memang daripada realisasi pada bulan sebelumnya sebanyak 353 ribu pekerjaan. Selain itu, data pengangguran AS diperkirakan tetap di level 3,7 persen.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyatakan bahwa IHSG melemah karena sikap wait and see para pelaku pasar. Itu seiring penantian hasil rekapitulasi pemilu yang dijadwalkan akan selesai pada 20 Maret mendatang. Di sisi lain, sektor energi mendominasi penguatan perdagangan bursa.

’’Sektor paling kuat naiknya (naik 0,24 persen). Sementara posisi terlemah berada di sektor teknologi (minus 2,67 persen),” ucap Nico. (han/c12/dio)

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Jawapos

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X