Produk turunan kratom dari Kalimantan Barat menjadi primadona dalam pameran rokok, vape, dan suplemen kesehatan terbesar dunia, Champs Trade Shows 2024 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat pada 14-17 Februari lalu.
Pameran dagang dan industri tahunan yang sudah digelar sejak tahun 1999 ini dihadiri oleh puluhan ribu orang dari seluruh dunia. Satu diantara yang hadir adalah Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Kalbar, Rudyzar Zaidar Mochtar. Dia menceritakan bagaimana kratom sedang sangat digandrungi di Amerika Serikat.
“Saya lihat banyak sekali orang dari seluruh Amerika Serikat dan dunia datang ke pameran itu. Ada juga dari kalangan selebritis, musisi, bahkan petinju di sana. Mereka penasaran dengan kratom ini,” sebutnya.
Tidak hanya wajah-wajah orang top yang membuatnya kagum, pengusaha ekspor ini juga terkejut melihat label harga yang diberikan pada produk turunan dari kratom.
“Ada puluhan tenant yang saya lihat di Champs Trade Shows yang menjual produk turunan dari kratom. Dan yang bikin saya terkejut adalah harga yang ditawarkan di sana. Salah satunya kratom diolah menjadi suplemen CBD (Cannabidiol) berupa tablet atau cairan. CBD oil kratom harganya mencapai 120 dolar AS (sekira Rp2 juta) untuk ukuran 50 mililiter,” ungkap Rudyzar.
Dia menceritakan ada banyak produk akhir dari kratom yang dipamerkan dalam ajang akbar tersebut. Produk-produk itu adalah suplemen kesehatan berupa kapsul dan tablet, liquid untuk vape, teh, minuman saset, balsem, aroma terapi, dan lain-lain. “Para produsennya sebagian besar Amerika Serikat. Tapi ada juga dari Eropa,” ungkapnya.
Menurutnya harga produk dari kratom di Amerika bisa puluhan kali lipat lebih besar dari harga bahan baku yang ada di Kalbar.
Saat ini harga kratom di Kalbar untuk daun basah sekira Rp6.000 per kilogram. Sedangkan harga daun remahan kering di angka Rp20.000 sampai Rp 30.000, - per Kg.
Padahal, bila diperhatikan produk akhir yang dihasilkan di Amerika tidak membutuhkan teknologi yang terlalu tinggi. “Misalnya untuk kapsul kratom ya tinggal kapsul diisi bubuk kratom saja kan. Tidak susah. Begitu juga CBD oil atau misalnya untuk liquid vape (rokok elektrik), itu kan seperti ekstrak atau esensial dari kratom saja. Tetapi begitu sudah jadi produk akhir dan diberi merek, harganya jadi tinggi sekali,” ungkap Rudyzar.
Indonesia sendiri tak bisa memproduksi produk turunan kratom. Ada aturan Pemerintah yang melarangnya, lantaran masih ada kontroversi bahwa tanaman bernama latin mytragyna speciosa ini mengandung zat adiktif.
Kratom tak boleh diperdagangkan di dalam negeri. Kratom hanya boleh dijual ke luar negeri atau ekspor. Itu pun dalam bentuk tepung, alias bukan produk jadi.
Namun, kata Rudyzar, negara seperti India juga memberlakukan aturan mirip Indonesia. Kratom tak boleh diperdagangkan untuk pasar domestik.
Namun para pengusaha lokal diizinkan membuat produk akhir atau turunan dari kratom. Kendati produk tersebut juga harus diekspor, setidaknya nilai jualnya meningkat berkali lipat ketimbang hanya menjual bahan baku.