TANJUNG REDEB–Beberapa hari menjelang Ramadan 1445 Hijriah, harga cabai cenderung turun, jika dibandingkan pekan lalu. Baik cabai rawit, cabai tiung, maupun cabai keriting. Harga cabai turun lantaran jumlah pasokan banyak.
Berdasarkan pantauan koran ini, harga cabai rawit per Kamis (6/3) menjadi Rp 100 ribu per kilogram dari Rp 120 ribu. Cabai tiung menjadi Rp 90 ribu dari Rp 100 ribu, dan cabai keriting Rp 80 ribu dari sebelumnya Rp 100 ribu per kilogram.
Salah satu pedagang di pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD), Sunarti mengatakan, siklus harga cabai memang cenderung tidak stabil. Selain dipengaruhi faktor pasokan, harga ditentukan dengan kualitas cabai.
"Ketika harganya naik, paling pembeli cuma beli sedikit. Tapi ketika harganya turun, beli cabainya lebih banyak," ungkapnya, Rabu (6/3). "Saat ini tersedia cabai dengan kualitas bagus, karena tidak mengambil dari luar daerah," imbuhnya.
Dikatakannya, stok cabai minggu ini cukup melimpah, makanya harganya jadi murah. Pihaknya juga tidak mengetahui alasan terkait stok cabai tersebut. "Kalau awal Ramadan nanti saya tidak bisa memprediksi apakah naik atau turun, yang jelas tergantung stok saja. Kalau stok sedikit ya otomatis harganya naik," terangnya.
Sedangkan, harga sayuran masih stabil dan tidak ada peningkatan harga yang signifikan. Seperti tomat, bawang merah, bawang putih, dan bumbu-bumbu dapur lainnya. Diharapkan harga cabai bisa stabil dan tidak terlalu tinggi ketika terjadi kenaikan harga. "Timun saja yang panennya kecil-kecil, tapi harganya normal," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Berau Rakhmadi Pasarakan membenarkan harga cabai mengalami penurunan pada minggu ini. "Memang cabai rawit merah dan cabai tiung sempat tembus Rp 130 ribu per kg pada minggu lalu. Tapi sekarang sudah turun," bebernya.
Dijelaskannya, cabai merupakan komoditas yang susah untuk diintervensi. Harganya bisa langsung naik tinggi, begitu juga harga turun bisa terjun bebas kapan saja. Semua itu tergantung pasokannya saja. Jika melimpah, harga tentu akan cenderung turun.
"Kadang langsung naik tinggi dan turunnya juga tinggi fluktuasinya dalam waktu yang cepat. Tergantung pasokannya saja," jelasnya.
Mengatasi hal itu, pihaknya mulai menggalakkan gerakan tanam cabai bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Berau. Sebagai tahap awal, pihaknya mulai menanam 250 bibit cabai. Sedangkan, rencana tahun ini ada 15 ribu bibit cabai yang akan ditanam.
Diharapkan program tersebut disetujui dan bisa direalisasikan segera. "Beberapa waktu lalu, kami sudah mulai menanam cabai bersama TP PKK Berau di halaman kantor. Semoga ini bisa diikuti seluruh masyarakat untuk stabilisasi pangan di Berau," tutupnya. (*/aja/ind/k8)