• Senin, 22 Desember 2025

Ramadan 2024, Transportasi Alami Deflasi

Photo Author
Indra Zakaria
- Selasa, 2 April 2024 | 11:03 WIB
Tranportasi menyumbang angka deflasi
Tranportasi menyumbang angka deflasi

 

JAKARTA – Momen Ramadan mengerek inflasi Maret 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada bulan lalu terjadi kenaikan harga barang dan jasa sebesar 0,52 persen MtM (month-to-month). Sementara itu, secara tahun ke tahun (year-on-year/YoY) mencapai 3,05 persen.

’’Tingkat inflasi bulanan Maret 2024 relatif lebih tinggi daripada bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun lalu,’’ ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta (1/4).

Baca Juga: Jaga Keberlangsungan Bahan Bakunya, Jangan Sampai Pabrik Karet Baru di Tanah Laut Mubazir

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan laju 1,42 persen serta memberi andil 0,41 persen. Disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 0,7 persen dan andilnya 0,04 persen.

’’Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok ini (makanan, minuman, dan tembakau) adalah telur ayam ras (andil 0,09 persen), daging ayam ras (0,09 persen), beras (0,09 persen), cabai rawit (0,02 persen), serta bawang putih (0,02 persen),’’ imbuhnya.

Amalia melanjutkan, pada kelompok tersebut, juga terdapat komoditas yang memberi andil deflasi. Yakni, cabai merah dan tomat.

Secara umum, Amalia menyebutkan, pada bulan lalu terjadi beberapa dinamika yang memengaruhi pergerakan inflasi. Sebagaimana perkembangan curah hujan yang telah dilaporkan BMKG di hampir sebagian besar wilayah tanah air.

’’Dinamika lain adalah pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah memutuskan untuk menerapkan relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium yang diberlakukan mulai 10 Maret sampai 23 April,” bebernya.

Namun, lanjut Amalia, ada sedikit perbedaan pada Ramadan 2024. Yakni, kelompok transportasi tidak menjadi penyumbang andil terbesar kedua. ’’Hal ini didorong tarif angkutan udara yang pada Ramadan tahun ini justru mengalami deflasi,’’ ucapnya.

Sementara itu, Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli menyatakan, laju inflasi provinsi tersebut lebih tinggi daripada angka nasional. Secara MtM, tercatat 0,64 persen. Sementara itu, YoY mencapai 3,03 persen.

Dorongan terbesar datang dari kelompok makanan dan minuman yang terkerek sebanyak 1,8 persen MtM. Di kelompok tersebut, inflasi daging ayam naik paling tinggi sebanyak 12,3 persen MtM. Disusul telur ayam ras, beras, dan minyak goreng. ’’Satu-satunya komoditas nonpangan yang mencapai lima besar inflasi merupakan emas perhiasan,” ucapnya. (dee/bil/c12/dio)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Jawapos

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X