Berbeda dengan emas, Bitcoin merupakan aset digital yang kekuatannya tak kenal batas. Investor juga dapat mengetahui secara transparan jumlah Bitcoin yang didistribusikan di pasar. Sebagai informasi, total Bitcoin yang tersedia sebanyak 21 juta.
Hingga Januari 2022, sebanyak 18,92 juta di antaranya telah dikonversi. Dengan mengetahui jumlah Bitcoin yang tersisa, investor akan dapat dengan mudah menghitung kapan Bitcoin akan habis. Selain itu, investor juga dapat melihat ekspektasi atau perubahan harga Bitcoin di masa depan.
3. Penentuan harga beli dan jual
Seperti diketahui, harga emas dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti ketidakpastian situasi global, pasokan dan permintaan emas, kebijakan moneter, inflasi, dan nilai tukar dolar Amerika. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun maka harga emas bisa naik.
Pada saat yang sama, ketika inflasi meningkat, harga emas juga meningkat. Ini tidak berlaku untuk Bitcoin. Aset crypto ini tidak memiliki sistem terpusat yang mengontrol harga jual beli. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga Bitcoin adalah perkembangan pasar ekonomi.
Selain itu, harga Bitcoin juga dapat dipengaruhi oleh media sosial. Penjual seringkali dipengaruhi oleh selebriti atau influencer. Misalnya, harga suatu aset crypto dapat mengalami kenaikan besar hanya karena Elon Musk men-tweet tentang potensi aset crypto tersebut.
Kemudian, harga Bitcoin juga ditentukan oleh permintaan dari sektor keuangan tradisional dan perusahaan besar. Artinya, semakin banyak orang atau perusahaan yang membeli Bitcoin, maka harganya akan semakin tinggi.
Sebaliknya. Hal lain yang mempengaruhi harga Bitcoin adalah legalitas atau kejelasan hukum mengenai Bitcoin di negara tersebut.
4. Faktor resiko
Meski harga emas lebih stabil, namun ada beberapa risiko investasi yang patut kamu waspadai. Salah satunya adalah emas palsu. Jika tidak memahami kandungan dan kadar emas, kamu bisa tertipu dengan adanya emas palsu.
Berikutnya, risiko terbesar dalam berinvestasi emas adalah kehilangan uang. Jika tidak disimpan dengan baik, logam mulia ini bisa hilang. Oleh karena itu, kamu harus menyimpannya dengan aman, misalnya di safe house atau menyerahkannya ke bank atau pegadaian.
Pada saat yang sama, salah satu risiko berinvestasi di Bitcoin adalah nilainya lebih fluktuatif dibandingkan emas. Secara umum, harga Bitcoin dan aset crypto lainnya bisa turun lebih dari 20% pada suatu waktu.
Namun, kamu juga bisa mendapatkan banyak keuntungan dengan cepat. Risiko lainnya adalah tidak adanya jaminan atas aset investasi. Peretasan bisa menjadi salah satu alasan mengapa investor kehilangan Bitcoin.
Selain itu, kamu juga harus berhati-hati terhadap penipuan transaksi, terutama yang dilakukan secara online. Oleh karena itu, para pelaku bisnis harus berhati-hati terhadap kejahatan atau serangan siber.
Jika ingin berinvestasi pada aset crypto seperti Bitcoin, sebaiknya kamu memilih aplikasi yang diawasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Sebagai rekomendasi, calon investor dapat berinvestasi melalui Pintu.
Nah, untuk kamu yang ingin berinvestasi crypto secara mudah, download PINTU sekarang! PT Pintu Kemana Saja dengan brand PINTU merupakan platform jual beli dan investasi aset crypto di Indonesia. Aplikasi PINTU berfokus pada tampilan aplikasi yang intuitif, mudah digunakan, dengan konten edukasi in-app, terutama bagi investor crypto baru dan kasual.
Saat ini, PINTU memiliki lebih dari 200 aset crypto yang diperdagangkan serta banyak fitur dan produk unggulan inovatif dan edukatif seperti Limit Order, Auto DCA, Pintu Earn, Referral System, PTU Staking, dan Pintu Kelas Academy.
Ayo berinvestasi dan download aplikasi PINTU sekarang! (ADV/dls/pro)