• Senin, 22 Desember 2025

Tren Kunjungan Mal di Kaltim Berubah, Tak Melulu Tempat Belanja tapi Jadi Wadah Nongkrong dan Makan

Photo Author
- Selasa, 15 Oktober 2024 | 07:34 WIB
DOMINASI: Tenant kuliner di SCP mendominasi hingga 50 persen. Tren berbelanja di mal saat ini mulai bergeser ke arah kuliner atau nongkrong. (IST/KP)
DOMINASI: Tenant kuliner di SCP mendominasi hingga 50 persen. Tren berbelanja di mal saat ini mulai bergeser ke arah kuliner atau nongkrong. (IST/KP)

 

Era pandemi Covid-19 membuat tingkat kunjungan di pusat perbelanjaan turun drastis. Kini kondisinya semakin baik seiring pulihnya ekonomi. Namun pengelola dituntut untuk melakukan inovasi mengikuti perubahan tingkah laku masyarakat.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kaltim Aries Adriyanto mengungkapkan, ada beberapa mal yang tidak bisa survive dari Pandemi Covid-19. Penyebabnya ada berbagai macam, antara lain pengelolaan manajemen yang tidak tepat dan kurangnya strategi yang sesuai dengan perubahan pasar.

"Kebutuhan pengunjung kini telah bergeser, dari fashion ke food and beverage. Pengelola harus cermat dalam memahami perubahan ini agar dapat menarik lebih banyak pengunjung," ujarnya, Senin (14/10).

Menurut data terbaru yang dibeberkan Aries, traffic customer pada September 2024 mengalami penurunan 7 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Meski ada sedikit peningkatan 0,35 persen, dibandingkan dengan September 2023. Penyebab penurunan ini diperkirakan karena banyaknya event yang berlangsung di Balikpapan. 

"Untuk kunjungan harian ke mal average weekdays Senin hingga Jumat itu per harinya 19.981 orang, sedangkan weekend atau Sabtu dan Minggu bisa 32.220 orang per hari untuk di bulan September 2024 kemarin," bebernya.

Adapun melihat kondisi Balikpapan saat ini, kata Aries telah banyak mengalami peningkatan. Kecenderungan masyarakat kini, terlebih setelah adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) membuat Balikpapan naik pamor, begitupun dengan kunjungan ke mal. Akan tetapi, diakui masih harus dilakukan pembenahan bagi beberapa mal yang ada.

"Sangat penting bagi pengelola untuk berimprovisasi dan menciptakan event menarik untuk menarik pengunjung. Karena kreativitas mutlak dilakukan untuk dapat bertahan, mengikuti perkembangan zaman. Tanpa upaya tersebut akan sulit rasanya bisa bertahan di era kini," terangnya.

Pengelola Samarinda Central Plaza (SCP) punya beberapa strategi untuk bangkit. "Dari kita tim marketing harus sadar bahwa pergeseran tren itu selalu ada. Tren mal hanya sekadar tempat shopping mulai berubah. Jadi selesai Covid-19 kemarin, kami sudah mulai mikirin. Bahwa mal ini harus punya konsep, menjadikan mal tidak sekadar tempat belanja. Tapi juga nongkrong, entertainment dan lain-lain," beber Marketing SCP Miku.

Dia menilai, pergeseran tren kebutuhan masyarakat ke mal itu selalu berubah. "Sekarang jangankan di Samarinda, secara nasional juga kita tahu bahwa tren untuk tempat kongkow atau nongkrong itu lebih besar ketimbang shopping," lanjut dia.

Merespons hal itu, pihaknya pun mengatur strategi. Utamanya memilih tenant untuk kerjasama. Sejauh ini, dia melihat bahwa tenant kuliner yang paling ramai. "Orang makan itu kan pasti, diperlukan. Jadi paling ramai tenant food and beverage (fnb) itu. Sama Farmers Market di lantai bawah itu juga lumayan ramai," bebernya.

Sedangkan tenant fesyen, yang dulunya memiliki porsi besar atau jadi alasan orang berkunjung ke mall, saat ini bukan lagi yang utama. Menurut penuturan Miku, komposisi di SCP, tenant kuliner memiliki komposisi terbesar yakni 50 persen. Sisanya, baru entertainment seperti bioskop dan karaoke, lalu fesyen.

"Fesyen ini di posisi belakang. Soalnya kan kita juga tahu, online shop sekarang sudah merajalela. Jadi orang tanpa harus ke mall sudah bisa belanja pakaian. Jadi untuk tenant fesyen yang ada sekarang kita juga bantu promosikan," sambungnya.

Beberapa tenant yang baru-baru ini launching di SCP juga diakui kebanyakan adalah kuliner. Pihaknya cukup selektif memilih tenant. "Jadi kami coba supaya nongkrong itu juga bisa di mall, enggak harus belanja. Makanya tenant fnb yang mendominasi," ungkap Miku.

Untuk tren kunjungan pasca pandemi, diakui perlahan membaik. Ada peningkatan atau kenaikan traffic pengunjung di setiap bulannya. Apalagi jika mendekati high season atau peak season seperti pertengahan dan akhir tahun.(*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X