Dengan demikian, total produksi padi 2024 diperkirakan 229,28 ribu ton GKG. "Atau alami kenaikan 2,31 ribu ton GKG (1,01 persen) dibandingkan 2023," sambungnya.
Produksi padi tertinggi terjadi pada September sebesar 70,95 ribu ton GKG. Sedangkan yang terendah, diperkirakan 0,90 ribu ton GKG pada akhir tahun nanti. Kutai Kartanegara sebagai sentra produksi padi di Kaltim masih mendominasi.
Namun, daerah ini juga mengalami penurunan produksi yang cukup signifikan pada 2024. Dari yang semula 115,10 ribu ton GKG pada 2023 menjadi 96,30 ribu ton GKG, sudah termasuk perkiraan hingga Desember 2024.
Sebaliknya, beberapa daerah seperti Paser, Samarinda, dan Kutai Timur berhasil meningkatkan produksi padinya.
Konversi produksi padi menjadi beras menunjukkan tren yang serupa dengan padi. Produksi beras juga diperkirakan meningkat pada 2024, meskipun mengalami fluktuasi bulanan.
Diperkirakan 114,55 ribu ton beras atau alami penurunan 8,30 ribu ton (6,76 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2023. Sementara potensi produksi beras Oktober-Desember 2024 ialah 18,81 ribu ton.
"Dengan demikian, total produksi beras 2024 diperkirakan sekitar 133,36 ribu ton, atau naik 1,34 ribu ton (1,01 persen) dibandingkan produksi beras pada 2023 yang sebesar 132,02 ribu ton," ungkap Yusniar.
Pergeseran puncak panen dan fluktuasi produksi tersebut diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perubahan iklim, pola tanam, serta upaya peningkatan produktivitas petani.
Dengan adanya proyeksi peningkatan produksi padi dan beras pada 2024, diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan di Kaltim. (*)