Rasio kecukupan modal (CAR) BRI mencapai 26,76% per September 2024, sementara Loan to Deposit Ratio (LDR) tetap sehat di level 89,18%.
“Modal yang kuat dan likuiditas yang memadai adalah kunci bagi kami untuk terus memberikan nilai tambah kepada pemegang saham, termasuk melalui dividen,” tambah Sunarso.
Pembayaran dividen interim oleh BRI tidak hanya menguntungkan pemerintah dan pemegang saham, tetapi juga memberikan sinyal positif kepada pasar modal.
Baca Juga: BRI Perkuat Integritas: Membasmi Korupsi Demi Masa Depan Bisnis yang Berkelanjutan
Langkah ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menjaga stabilitas keuangan sekaligus terus mencetak laba.
Analis pasar modal, Reza Maulana, menyatakan bahwa pembayaran dividen interim yang besar menunjukkan konsistensi BRI dalam memberikan imbal hasil yang kompetitif bagi investor.
“Ini meningkatkan daya tarik saham BRI di pasar, sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki fundamental yang kokoh,” ujarnya.
Strategi Berkelanjutan BRI
Selain membayarkan dividen, BRI terus memperkuat posisinya sebagai bank yang mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Baca Juga: Dapen BRI Mantapkan Pengelolaan Risiko Berstandar Global dengan ISO 31000
Transformasi digital yang diusung melalui platform seperti BRImo dan penguatan layanan untuk pelaku UMKM menjadi bukti komitmen BRI terhadap inklusi keuangan.
Menurut Sunarso, transformasi digital ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperluas akses masyarakat terhadap layanan perbankan.
“Kami percaya, inklusi keuangan adalah salah satu pilar penting untuk menciptakan kesejahteraan yang merata,” tutupnya.