Soal dampak efisiensi anggaran, Eki menyebut tidak terlalu berpengaruh. Karena kebijakan tersebut baru diambil pada awal tahun lalu.
Sementara masyarakat biasanya sudah menyiapkan dana sebelumnya untuk keperluan berwisata di libur Lebaran. Meski sebelumnya ada momen Tahun Baru yang jaraknya dekat dengan Idulfitri.
“Jadi uangnya terserap ke sana (tahun baru). Kalaupun ada pengaruh efisiensi lebih kepada pilihan ke mana lokasi wisata yang lebih terjangkau saja atau karena momen misal karena harga tiket pesawat murah, ingin liburan ke luar Kaltim. Tapi untuk selebihnya, momen libur menghabiskan waktu bersama keluarga tetap diutamakan masyarakat,” beber Eki.
Sebelumnya, Dispar Kaltim sendiri menargetkan 6,9 juta kunjungan wisatawan Nusantara (wisnus) pada 2025. Selain itu, tahun ini juga Dispar menargetkan dikunjungi sebanyak 18 ribu wisatawan mancanegara (wisman).
Adapun untuk mencapai target kunjungan tersebut, Eki menyebut pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kolaborasi dan menggencarkan MICE (meeting, incentive, convention and exhibition).
Dengan harapan, punya efek domino. Tidak hanya kepada sektor pariwisata, namun juga UMKM dan sektor perhotelan. “Berbagai promosi kegiatan dan wisata pun sudah kami dorong sejak awal tahun. Menggandeng berbagai organisasi dan lintas sektor. Dengan efisiensi ini, kami mendorong juga agar masyarakat Kaltim tetap wisata di Kaltim saja,” ucapnya.
Di sisi lain, dirinya berharap semakin banyak rute penerbangan yang tersedia untuk meningkatkan wisman. Seperti teranyar rute Balikpapan-Brunei Darussalam di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. (rd)