PROKAL.CO, Sebagai bagian dari komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus mengembangkan program pemberdayaan UMKM melalui inisiatif unggulan bertajuk Klasterkuhidupku.
Program ini menjadi wadah strategis yang membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memperkuat fondasi bisnis, memperluas skala usaha, serta meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Baca Juga: BRI Raih 15 Penghargaan Internasional, Perkuat Reputasi Sebagai Bank Terkemuka Asia
Salah satu contoh sukses dari implementasi program ini terlihat di Dusun Ngelon, Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Di wilayah ini, Klaster Susu Mulya Abadi menjadi bukti nyata bagaimana sinergi antara peternak lokal dan BRI mampu menciptakan perubahan signifikan.
Klaster yang kini menaungi lebih dari 300 anggota ini, dulunya hanya terdiri dari 25 peternak yang berjuang pasca berhentinya operasional Koperasi Sumber Rejeki.
Menurut Koordinator Klaster, Samsul Hadi, Klaster Susu Mulya Abadi lahir dari semangat kolektif untuk mencari solusi bersama atas berbagai tantangan peternakan.
Baca Juga: BRI Fokus Lanjutkan Transformasi BRIvolution 3.0 untuk Dukung Asta Cita Pemerintahan
Seiring waktu, semakin banyak peternak dari enam desa di sekitarnya bergabung, menjadikan klaster ini sebagai kekuatan ekonomi baru di wilayah tersebut.
Peran BRI dalam penguatan klaster sangat krusial. Sejak awal, BRI menyediakan akses permodalan yang fleksibel dan terjangkau.
Bahkan saat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melanda pada 2022 dan menyebabkan penurunan produksi susu hingga 50 persen, BRI tetap hadir memberikan solusi permodalan, termasuk untuk pembelian indukan baru dan pengembangan pakan berkualitas.
Samsul menegaskan bahwa faktor utama keberhasilan klaster adalah kekompakan anggota, transparansi organisasi, dan dukungan BRI yang konsisten.
Baca Juga: Dukung Program Makan Bergizi, BRI Bantu UMKM Kembangkan Usaha Lewat KUR
Saat ini, Klaster Susu Mulya Abadi menjadi salah satu pemasok susu dengan harga tertinggi di kawasan Ponorogo, dengan produksi mencapai 10.000 liter per hari yang disimpan dalam mesin pendingin berkapasitas 7.500 liter sebelum dikirim menggunakan truk tangki.