“Kegiatan seperti BRInita dapat membantu mereduksi polusi, mempercantik lingkungan, dan mengurangi sampah rumah tangga. Lebih dari itu, ini adalah langkah nyata untuk memperkuat ketahanan pangan nasional secara inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
Selain mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), program BRInita juga sejalan dengan Asta Cita Pemerintah, khususnya poin yang mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan ekonomi hijau.
Dhanny menambahkan, “Hari Pangan Sedunia adalah momentum untuk mengingatkan kita semua bahwa ketahanan pangan harus dimulai dari masyarakat. Urban farming bukan hanya tren, tapi solusi nyata bagi kota yang sehat, mandiri, dan berkelanjutan.”
Sementara itu, Neni, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Buruan Sae Pajajaran Hegar, mengungkapkan rasa syukur atas dukungan BRI Peduli.
“Awalnya kami tidak punya lahan untuk menanam, tapi sekarang berkat bantuan BRI, kami bisa menanam sayuran sendiri dan menikmati hasil panen bersama,” ujarnya.
Sejak diluncurkan pada 2022, program BRInita telah dilaksanakan di 31 lokasi dan memberi manfaat bagi 1.160 penerima langsung. Program ini juga berkontribusi terhadap 86,48% peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara umum dan 20,16% peningkatan IPM Perempuan.
Secara nyata, BRInita telah menghasilkan 9,5 ton tanaman sayur, 112 tanaman obat keluarga (TOGA), serta berkontribusi 11,27% terhadap penurunan stunting di wilayah pelaksanaan.
Program ini juga menghasilkan 3.982 kg pupuk organik cair, 2.218 liter eco-enzyme, 64 produk olahan pupuk, 80 kg maggot BSF, dan menyumbang 238,61 kg CO₂-eq untuk efisiensi emisi gas rumah kaca melalui penanaman hidroponik.
Langkah BRI Peduli melalui BRInita menegaskan komitmen perusahaan dalam mewujudkan kemandirian pangan, pemberdayaan masyarakat, serta kelestarian lingkungan. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, BRI membuktikan bahwa ketahanan pangan dapat dimulai dari halaman sendiri.