Hal ini melihat pendekatan dalam pelatihan tidak hanya berorientasi pada hasil jangka pendek, tetapi juga membangun mentalitas baru di kalangan petani untuk menjadi pelaku pertanian yang adaptif, inovatif dan ramah lingkungan.
“Kami harap pelatihan ini menjadi momentum bagi petani hutan untuk semakin mandiri serta mampu mengelola sumber daya secara lestari. Sebab pertanian masa depan adalah pertanian yang tidak hanya memikirkan panen hari ini, tapi juga keberlanjutan untuk generasi yang akan datang,” tambah Irma.
UPT Penyuluhan Pertanian dan Perikanan DTPHP Kabupaten Kutai Timur Pujiati, menyambut positif program PISANG EMAS yang digagas Pupuk Kaltim dalam mendorong pertanian berkelanjutan bagi para petani. Terlebih kawasan pertanian Desa Suka Rahmat yang saat ini mulai bergeser ke perkebunan sawit, dapat kembali dioptimalkan pada komoditas andalan, sehingga tata kelola lahan pertanian produktif dapat diarahkan kembali untuk mendorong sektor pertanian lokal.
"Seiring peningkatan kapasitas petani, produktivitas pisang yang selama ini menjadi komoditas masyarakat dapat makin tumbuh dan berkembang. Termasuk kesehatan lahan dapat terjaga dengan lebih baik," ucap Pujiati.
Mewakili UPTD KPHP Santan Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim Endang Mustinah, pun mengapresiasi dukungan Pupuk Kaltim dalam mendorong produktivitas kawasan perhutanan sosial, melalui pemberdayaan petani untuk memaksimalkan tata kelola lahan dengan pengembangan komoditas pertanian. Kata dia, pelatihan ini sangat dibutuhkan para petani Desa Suka Rahmat dalam mengelola lahan secara bijak, guna memaksimalkan hasil tanaman pisang yang dikelola.
"Petani Suka Rahmat saat ini telah mulai menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga daya dukung lahan secara berkelanjutan. Maka bekal pengetahuan seperti ini sangat dibutuhkan, agar perhutanan sosial bisa digarap maksimal untuk pengembangan komoditas pisang," terang Endang.
Dirinya pun berharap kesinambungan pembinaan dan pendampingan Pupuk Kaltim, agar hasil pertanian pisang yang dikelola tidak hanya sebatas peningkatan produksi primer, namun dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi masyarakat. Salah satunya penciptaan produk turunan sebagai usaha bersama, sehingga makin berdampak terhadap peningkatan perekonomian lokal.
"Dengan upaya ini, kita bisa menciptakan UMKM baru yang berfokus pada hasil olahan pisang sebagai bentuk nilai tambah bagi masyarakat. Kami harap ke depannya dapat turut didukung Pupuk Kaltim bagi petani Suka Rahmat," harap Endang.(*)