hiburan

Tolak Keras Tambang Nikel di Raja Ampat, Cinta Laura: Saat Kalian Berjuang Beli Beras, Mereka Jual Masa Depan Negeri

Selasa, 10 Juni 2025 | 12:02 WIB
Cinta Laura

Cinta Laura menolak keras operasional tambang nikel untuk dilanjutkan di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Bagi perempuan kelahiran Quakenbrück, Jerman, 31 tahun silam itu, tambang dipastikan akan merusak hutan dan juga ekosistem laut di kawasan tersebut.

Menurut Cinta Laura, masyarakat Papua sangat menghormati alam dan lingkungan dengan menganggapnya sebagai sesuatu yang sakral. Yang bikin dia tidak habis pikir, hutan dan ekosistem laut selama ini dijaga dengan sangat serius oleh masyarakat di Papua. Namun dengan tangan besi, sampai pemerintah daerah tak berkutik dan hukum adat diamputasi, mereka merusak alam yang selama ini disakralkan dengan tambang.

"Bagi masyarakat Papua di Raja Ampat, tanah, hutan, dan laut adalah keluarga. Hutan punya makna sakral. Terumbu karang adalah bagian dari sejarah lisan diwariskan turun-temurun. Irama pasang surut laut dan musim migrasi ikan adalah bagian dari identitas budaya mereka," kata Cinta Laura dalam video yang diunggah di Instagram.

"Sekarang hutan-hutan sakral diratakan, laut jadi mati dan sunyi. Ilmu yang dulu diwariskan dari orang tua ke anak tentang laut dan alam jadi tak relevan lagi. Apa gunanya ngajarin anak tentang terumbu karang yang sudah nggak ada lagi? Ini adalah disorientasi budaya, putusnya hubungan spiritual dengan alam yang dulu menopang kehidupan mereka," imbuhnya

Cinta Laura juga mengkritik pihak-pihak yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dengan memperkaya diri sendiri namun mengabaikan kepentingan masyarakat Papua. "Yang terjadi sekarang fatal terhadap kesehatan warga Papua. Tebangan hutan dan tambangnya terbang debu ke udara, ngeracunin air. Dan tahu nggak, desa-desa di sekitar tambang sudah melaporkan bahwa mereka mulai kena penyakit kulit dan gangguan pernapasan. Warga yang dulu minum air jernih dari mata air alami sekarang ragu ngasih air itu ke anak-anak mereka," jelasnya.

Cinta Laura meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak tinggal diam menghadapi ancaman kerusakan laut di Raja Ampat. Karena jika ekosistem di Raja Ampat rusak, Indonesia akan kehilangan aset besar surga dunia yang dititipkan Tuhan untuk dijaga dan dirawat dengan baik.

"Segelintir orang memiliki kekayaan di atas nasib jutaan rakyat. Saat kalian berjuang beli beras dan bayar uang sekolah, mereka malah jual masa depan negeri ini demi mobil mewah, villa di luar negeri, dan rekening dengan uang berlimpah," ucap Cinta Laura.

Menurut dia, apa yang terjadi di Raja Ampat sejatinya merupakan peringatan bahwa di daerah-daerah lain hal serupa juga sangat mungkin terjadi. Jika tambang di Raja Ampat tetap dilanjutkan, bukan tidak mungkin korporasi merasa sangat berkuasa dan bisa melakukan apapun.

"Ini peringatan. Kalau kita diam aja, kelompok serakah ini bisa jadi bakal merebut tanah kalian, masa depan anak-anak kalian!" imbuhnya. (*)

 

Terkini

Resensi Buku Buat Apa Rindu Kau Terjemahkan

Senin, 24 November 2025 | 14:32 WIB