kalimantan-utara

Alat Berat Tenggelam, Embung Rawasari Bukan Bocor, Jadi Apa?

Sabtu, 5 Januari 2019 | 11:40 WIB

TARAKAN - Adanya kabar yang beredar terkait bocornya Embung Rawasari dibantah Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Tarakan Said Usman Assegaf.

Ia meluruskan, jika kabar bocornya Embung Rawasari tidaklah benar. Ada air yang keluar dari embung merupakan luapan dari lubang pembuangan limbah air pada embung. Karena intensitas air yang besar sehingga drainase pada pembuangan tidak cukup menampung besarnya air.

“Jadi kemarin malam itu kan hujan deras, sebenarnya meluap bukan bocor. Jadi ada orang yang buka pintu embung. Embung itu kan awalnya kering, karena masih ada kegiatan galian jadi masih ada ekskavator di sana. Begitu pintu embung dibuka, kan airnya masuk di tempat pekerja, penuh air dan keluar dari pintu pembuangan,” terangnya, kemarin (4/1).

Dikatakan, hal tersebut merupakan fenomena wajar karena jika pintu pembuangan limbah air terbuka dalam kondisi embung yang terisi penuh, maka air akan meluber. Mengingat saat saluran pembuangan tersebut bekerja intensitas air yang keluar tidak terlalu besar karena harus melewati sistem filter pompa saat mesin sedang aktif.

“Alirannya desar jadi meluber. Tapi meluber juga itu alirannya langsung menuju laut,” tukasnya.

Mengenai adanya dugaan rembesan tersebut menyebabkan banjirnya Jalan Aki Balak, menurutnya hal tersebut tidak masuk akal. Hal tersebut dikarenakan menurutnya air pada pembuang embung tidak melalui jalur tersebut. Selain itu, menurutnya kawasan Jalan Aki Balak memang sejak dulu menjadi langganan banjir jika hujan dalam intensitas besar. Bahkan kawasan tersebut kerap banjir sebelum adanya pembangunan embung. Sehingga menurutnya dugaan tersebut sangatlah tidak berdasar.

“Itu bukan karena pembuangan Embung Rawasari. Sama sekali tidak ada hubungannya. Embung Rawasari itu kan dua saluran langsung mengalir ke laut. Kalau depan Yonif 613/RJA itu kan memang dari dulu sering banjir karena pembuangan air dari wilayah bukit sekitarnya,” tuturnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Tarakan mengungkapkan, akibat kejadian hujan lebat beberapa hari lalu, 4 dari 8 unit ekskavator mengalami kerusakan karena terendam air. Meski demikian, 4 ekskavator tersebut belum dapat dilakukan perbaikan karena air pada embung hingga saat ini belum surut.
“Kemarin 4 unit yang tenggelam sampai sekarang belum bisa diambil karena kita menunggu airnya surut dulu. Otomatis pasti rusak, namanya terendam air. Air berlumpur lagi,” ujarnya.

Diterangkan, hingga saat ini pihaknya sedang melakukan proses pembuangan air pada embung dengan cara menyedot air melalui pompa. Meski demikian ia belum mengetahui secara pasti total kerugian. “Iya masih sedot air. Ada beberapa pompa kita pakai. Mungkin dalam satu dua hari ini airnya sudah habis. Mau tidak mau kami perbaiki lagi alat beratnya. Untuk kerugian kami kurang tahu pastinya yang jelas rusaknya 4 alat berat ini pasti memakan biaya ratusan juta,” ujarnya. (*/zac/lim)

 

 

 

Tags

Terkini