kalimantan-utara

Lebih Banyak Waktu Bersama Keluarga

Senin, 14 Januari 2019 | 11:17 WIB

Namun, sebagai sesama manusia yang sama-sama membutuhkan makan berharap kalangan tertentu juga harus menghargai keberadaan driver ojol.

"Ada banyak area (dilarang) selain Beringin, ada Malundung, SDF dan Bandara Juwata. Bukan dilarang sebenarnya, cuma kami yang menghargai mereka dan kami harap mereka juga menghargai kami,” sebutnya.

“Selama ini kami merasa tidak dihargai melalui cara-cara mereka misalnya yang di SDF, kan kami dilarang jemput di dalam nih, jadi sering penumpang itu jalan kaki keluar terus pesan Grab. Pas kami jemput eh ojek konvensional menegur. Padahal kami hargai mereka sudah tidak menjemput di dalam tapi begitu jemput di luar kawasan SDF kami ditegur juga. Itu yang kadang kami berpikir mereka ini maunya apa," sambung Wahyudi.

Menurutnya keributan yang terjadi akan merugikan masyarakat, karena menurutnya selama ini aturan pelarangan tersebut tidaklah pernah ada, namun aturan tersebut hanya atas inisiatif kalangan tertentu. Walau begitu ia dan rekannya dapat memahami.

"Tapi kemarin karena ada keributan akhirnya pengelola SDF membolehkan kami mengambil penumpang di luar. Kami berharap teman-teman konvensional itu mau bergabung bersama kami, jadi mereka bisa 2 pendapatan. Bisa di pangkalan, bisa nge-grab juga. Kalau mau mangkal bisa nongkrong di pangkalan, tinggal matikan aplikasi. Kalau mau nyari order tinggal nyalakan aplikasi saja," ujarnya.

Sebagai seorang yang berani mengambil langkah untuk keluar dari dunia lama untuk menekuni ojol, ia berharap kepada semua kalangan dapat berpikir maju. Menurutnya cepat atau lambat jasa konvensional akan ditinggalkan di era masa depan. Sehingga ia berharap kepada semua kalangan untuk mendukung jasa transportasi online atau bahkan terlibat di dalamnya.

"Jadi kami menganggap mereka bukan saingan, cuma mereka yang merasa tersaingi dengan kehadiran kami," ujarnya. (***/lim)

 

 

Halaman:

Tags

Terkini