kalimantan-utara

Dihantui Longsor, tapi Enggan Pindah

Rabu, 27 Maret 2019 | 10:47 WIB

TARAKAN – Hujan deras Sabtu (23/3) pagi menyebabkan sebuah rumah rusak. Akapitus Riuh (51), pemilik rumah menyaksikan sekira pukul 06.30 WITA, getaran gerakan tanah menghantam rumahnya. Beruntung saat kejadian ia dan keluarga telah lebih dulu menyelamatkan diri.

"Jadi memang itu di atas sudah agak retak-retak, jadi sekitar jam 06.30 pagi bunyi gemuruh dan akhirnya tanah di belakang bergerak menghantam dinding belakang rumah saya," tuturnya Senin (25/3).

Puluhan petugas yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan bintara pembina desa (babinsa) menangani bencana tanah longsor yang merusak sebuah rumah warga di RT 26, Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat kemarin.

Akapitus melanjutkan, sebelum kejadian ia terjaga. Hujan yang mengguyur, membuatnya waswas. "Pas hujan lebat itu memang perasaan saya sudah tidak enak, karena pas hujan sebelumnya saya lihat gunung di belakang ini sudah bergeser. Makanya pas kejadian itu saya antisipasi memang keluarnya. Akhirnya dugaan saya benar. Puji Tuhan tidak menimpa kami," tuturnya.

Ketua RT 26 Kelurahan Karang Anyar Syamsuri menerangkan, kawasan tersebut merupakan area perbukitan yang rawan longsor. Sehingga warga kerap dilanda perasaan waswas saat musim penghujan datang.

"Longsor di sini sudah beberapa kali terjadi. Memang area perbukitan ini termasuk rawan. Walaupun banyak pohon, tapi tetap kalau terjadi hujan lagi. Bahkan dulu sampai ada korban anaknya tertimbun tanah," tukasnya.

Ia menjelaskan, sebenarnya sudah sejak lama warga setempat terancam longsor. Hanya, tidak ada pilihan lain membuat mereka hingga saat ini bermukim di kawasan tersebut.

"Warga di sini sebenarnya juga tidak nyaman tinggal di sini. Cuma mau bagaimana lagi karena tidak ada tempat lain makanya masih bertahan. Kalau pemerintah mau merelokasi kami siap," jelasnya.

Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BPBD Tarakan Ir. Kajat Prasetyo menerangkan, saat ini pihaknya masih berupaya membersihkan tanah yang memenuhi rumah. Ia mengakui ada keterlambatan penanganan yang dilakukan pihaknya. Hal tersebut dikarenakan adanya bencana yang terjadi bersamaan membuat pihaknya tidak dapat melakukan penanganan sekaligus. Mengingat personel yang dimiliki sangat terbatas.

“Sementara hari ini bergerak di RT 26 yang tertunda ditangani sejak hari Sabtu, karena juga menangani titik longsor di Sebengkok, kemudian pohon roboh di Jalan Aki Balak,” ujarnya.

Meski demikian, ia bersyukur tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun masyarakat diimbau agar tetap waspada. "Ini rumah berpenghuni, untungnya penghuni rumah sebelum longsor telah lebih dulu keluar. Sehingga alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Tapi kami mengimbau agar warga selalu waspada saat hujan datang," imbuhnya. (*/zac/lim)

 

Tags

Terkini