Kekeringan tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) kerap terjadi kekeringan di dua desa di Kecamatan Tanjung Palas Utara.
PIJAI PASARIJA
TAHUN ini, tepatnya di September beberapa wilayah di Kabupaten Bulungan dilanda kekeringan. Hal itu tentu menyulitkan warga untuk bisa mendapatkan air bersih.
Bahkan untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 50 hingga 100 ribu untuk membeli air dengan volume 1.100 liter. Air itulah yang dipergunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Dengan jumlah air sebanyak itu tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama beberapa pekan. Karena menurut warga air itu hanya bisa bertahan selama dua atau tiga hari saja.
Terlebih jika air itu digunakan untuk mandi dan mencuci. Kepada Radar Kaltara, warga SP 5 Sumarno (34) mengaku kesulitan untuk mendapatkan air bersih selama kemarau panjang, karena tidak ada sumber air yang bisa diambil. Kalaupun ada lokasinya jauh dan itu juga memerlukan biaya lagi.
Pria yang mengikuti program transmigrasi sejak tahun 1987 itu mengakui bahwa hanya di Bulungan saja ia merasakan kekeringan, karena di daerah asalnya di Nusa Tengara Barat (NTB) kekeringan tak pernah ia rasakan.
Di SP 5 ini air itu sudah sperti emas, susah untuk dicari. Kalaupun ada harganya mahal. Padahal kalau langsung beli di lokasi harganya hanya Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu saja. “Di SP 1 itu ada yang jual, tapi mahal,” ujarnya.
Diceritakan, dalam satu pekan dirinya bersama keluarga bisa membeli dua hingga tiga kali air profil, dan jika kalkulasikan sudah ada puluhan ribu rupiah yang dikeluarkan untuk membeli tangki air.
“Saya di rumah itu banyak orang, jadi sebentar saja habis, paling lama tiga hari,” sebutnya.
Hal berbeda dialami warga lainnya. Dengan penghasilan yang pas-pasan, Rusdi (45) hanya bisa berharap bantuan dari pemerintah.
“Kebutuhan sehari-hari saja masih sulit kaya mana mau beli air,” ucapnya.
Walaupun telah memiliki kolam buatan hal itu tak bisa juga digunakan untuk memasak, karena kotor dan harus disaring selama beberapa hari. “Kalau langsung di konsumsi tidak bisa, karena airnya kotor,” bebernya.
Namun hal itu harus ia lakukan, karena sudah tidak ada pilihan lagi. Kalaupun harus mengambil air dari sungai juga tidak bisa, karena air sungai itu berbahaya.