Rencana pembangunan Jembatan Bulan (Bulungan-Tarakan) di Kalimantan Utara (Kaltara) hingga saat ini belum ‘dilirik’ investor. Salah satu alasannya, karena Jembatan Bulan ini membutuhkan dana yang sangat besar.
Gubernur Kaltara, Zainal A Paliwang mengatakan, selain membutuhkan dan yang sangat besar, tentu setiap orang yang ingin berinvestasi di bidang apapun, pasti menginginkan pengembalian dananya dalam waktu yang tidak terlalu lama.
“Kalau kita melihat biaya yang akan dikeluarkan dengan kembalinya biaya itu, sangat tidak masuk akal. Tapi jika ada investor yang tertarik, kita tentu bersyukur,” ujar Zainal kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor, Selasa (28/11).
Pastinya, untuk rencana pembangunan Jembatan Bulan, sejauh ini belum ada investor yang berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara dengan menyatakan tertarik untuk membangunnya.
“Prinsipnya, semua pasti menginginkan dananya kembali. Kita melihat jembatan yang kita buat di Kaltara ini, kita utamakan yang betul-betul manfaatnya banyak dan prioritas dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat,” katanya.
“Tapi tentu setiap perencanaan, termasuk Jembatan Bulan ini tentu perlu adanya kajian yang terlebih dahulu harus dilakukan. Kan dalam standar ilmiahnya, itu ada feasibility study (FS) atau studi kelayakan.
“Itu ada kajian-kajian teknis dulu, baru kita bisa melihat bahwa ini bisa atau tidak. Salah satu indikator yang menjadi pertimbangan Banggar (Badan Anggaran) di DPRD adalah kajian-kajian yang ilmiah,” jelasnya.
FS ini penting untuk bisa memberikan dampak ke depan, baik secara teknis maupun perencanaan sehingga itu bisa dipertanggungjawabkan.
Disinggung soal estimasi kebutuhan anggaran untuk membangun Jembatan Bulan ini mencapai Rp 8-10 triliun, Albertus mengatakan, makanya ia selalu menyampaikan harus dilihat dulu dari sisi perencanaan.
“Artinya harus kita lihat sejauh mana potensi dan keinginan kita bersama dalam rangka kebutuhan akan jembatan itu. Kemudian dikaitkan juga dengan situasi dan kondisi riil yang ada di lapangan, tuturnya.
Prinsipnya, jika memang itu menjadi prioritas untuk dibangun, maka kajian-kajian ini akan menjadi rujukan bersama. Tapi, jika rencana Jembatan Bulan ini bisa jadi alternatif, maka harus dipertimbangkan lagi. Karena masih ada pilihan-pilihan lain.
“Jadi kita melihat lah dulu. Saya pikir untuk saat ini belum menjadi prioritas utama. Tetap itu wajib menjadi hal yang kita wacanakan untuk persiapan pembangunan wilayah-wilayah di Kaltara ke depan,” pungkasnya. (iwk/har)