TARAKAN – Musibah mengawali 2019 di Tarakan. Sejumlah kawasan terendam banjir. Selain itu, hujan deras yang mengguyur Tarakan, Rabu (2/1), juga menyebabkan tanah longsor.
Kelurahan Sebengkok, Kecamatan Tarakan Tengah paling banyak terdampak longsor di awal tahun ini. Sejak cuaca ekstem mulai terjadi pada 31 Desember, sampai kemarin, sedikitnya dua lokasi longsor dan satu pohon tumbang terjadi di Kelurahan Sebengkok.
“Di RT 11 Sebengkok Tiram (longsor). Di Gunung Belah RT 23 itu pohon tumbang diakibatkan intensitas hujan disertai angin kencang,” ujar staf Kelurahan Sebengkok, Sulfie Budiman.
Satu lokasi longsor lagi terjadi di RT 21 Kelurahan Sebengkok, Rabu (2/1), dan yang paling parah terdampak longsor karena pergerakan tanah yang menjebol siring hingga meluber ke jalan.
Tidak hanya itu, longsor juga mengancam rumah tiga pintu yang didiami tiga kepala keluarga. Rumah tersebut berpotensi tergelincir. Bahkan, salah satu rumah yang paling ujung, berdiri dengan fondasi kurang kuat akibat pergerakan tanah.
Menurut Sulfie Budiman, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah ke lapangan memberikan bantuan. Warga sekitar juga turut membantu. Namun, sifatnya hanya penanganan sementara sambil menyesuaikan kondisi hujan dalam beberapa hari ke depan.
“Atas arahan dari teman-teman BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) jangan melakukan kegiatan dulu, karena masih ada pergerakan tanah yang labil. Intensitas hujan kita enggak tahu sampai kapan,” tuturnya.
Penanganan sementara juga sudah dilakukan terhadap lokasi longsor di RT 11 Sebengkok Tiram dan pohon tumbang di RT 23 Gunung Belah. Sedangkan untuk bantuan bagi korban, pihaknya masih berkoordinasi dengan Tagana untuk bisa mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial.
“Bantuan biasanya kalau yang disampaikan dari Dinas Sosial dalam hal ini Tagana, itu bantuan untuk perlengkapan makan,” ungkapnya.
Dua dari tiga kepala keluarga yang terdampak longsor di RT 21 Kelurahan Sebengkok, terpaksa mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman, karena rumah mereka masih berpotensi longsor. Sementara, satu kepala keluarga sedang berangkat ke luar Tarakan.
Menurut salah satu warga terdampak longsor di RT 21 Kelurahan Sebengkok, Husni Mubarak Al Amri (38), sebelum musibah itu terjadi ia sudah mengantisipasi situasi terburuk yang akan dihadapinya apabila turun hujan, karena kondisi cuaca Tarakan sejak akhir tahun 2018 rutin hujan.
“Memang pagi itu kita sudah persiapkan. Kalau hujan malam ini kita sudah angkut barang,” ujarnya.
Yang diantisipasinya pun terjadi. Rabu dini, hari sekira pukul 02.00 Wita, berawal dari bunyi gemuruh yang ia dengar akibat pergeseran tanah, rumahnya nyaris terbawa longsor. Husni bersama istri dan anaknya langsung menyelamatkan diri dengan keluar lewat pintu belakang rumahnya.
“Amhamdulillah selamat semua anak-anak,” ujarnya.
Menurut Husni, kondisi rumah tersebut memang sudah rawan bencana. Selain berbentuk rumah panggung, timbunan tanahnya pun dinilai Husni tidak padat sehingga berpotensi tergerus.