kalimantan-utara

19 Pelacur Minggat dari Tempat Pelacuran, Kemana Mereka?

Sabtu, 19 Januari 2019 | 13:00 WIB

TARAKAN – Jumlah pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Bengawan Indah dan Karang Agas yang terdata 129 orang, kini tersisa 110 orang berdasarkan pemutakhiran data yang dilakukan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Tarakan.

“Yang 19 kami sudah berulang-ulang mencari tidak pernah bisa bertatap muka. Sehingga, saya menduga mereka bisa jadi sudah pulang duluan, karena menunggu pemulangan ini by process. Mungkin ada yang memutuskan untuk pulang secara mandiri,” ujar Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Tarakan, Eko P. Santoso, Jumat (18/1).

Jumlah yang ada saat ini, diperkirakan Eko kemungkinan bisa berkurang lagi, karena sejauh ini belum ada kepastian pencairan uang jaminan hidup dan usaha ekonomi produktif. Saat ini pun pihaknya masih melengkapi data yang diperlukan untuk mendukung program penutupan lokalisasi sesuai dengan petunjuk teknis dari Kementerian Sosial.

Pihaknya juga melaporkan data teraktual hasil verifikasi jumlah PSK di dua lokalisasi itu. Data itu nantinya akan diverifikasi atau ditinjau ulang oleh tim dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kementerian Sosial untuk memastikan apakah data yang disampaikan sudah memenuhi kriteria dan persyaratan program.

“Mungkin masih bisa terasionalisasi lagi. Bukan karena menunggunya saja. Banyak faktor. Mereka ada yang memang sudah punya penjadwalan masing-masing, karena mereka juga ingin segera kembali ke masyarakat. Mereka bertahan di sini (Tarakan) dan sudah tidak melaksanakan aktivitas kan butuh pembiayaan dan sebagainya,” paparnya.

Khusus PSK yang kemungkinan pulang awal, Eko tidak mempersoalkan. Bahkan, dianggap membantu pemerintah. Mereka juga tidak akan mendapatkan bantuan, karena dianggap tidak mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan pemerintah.

Terlepas rencana pencairan, Eko memastikan bahwa pihaknya senantiasa memberikan bimbingan kepada PSK agar kembali ke kehidupan normal. Hasilnya, beberapa PSK mulai berpikir mengubah diri ke arah yang baik. Bahkan, ada yang berencana untuk menikah.

“Alhamdulillah ada yang sudah menyampaikan ke kami. Bahkan, dalam waktu dekat ini ada yang mau menikah di sini juga, dan mereka juga minta dukungan kami. Kami bantu meyakinkan rasa percaya diri dan harga dirinya untuk bisa diterima di tengah lingkungan masyarakat luas,” tuturnya.

Adapun dana hasil pengumpulan sumbangan yang dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam di Tarakan, menurut Eko, pihaknya tidak mau mengintervensi. Pihaknya hanya menunggu koordinasi dari MUI Tarakan untuk pemanfaatan sumbangan tersebut.

Wakil Ketua MUI Tarakan Syamsi Sarman yang ditemui Sabtu (12/1) lalu, mengatakan jumlah sumbangan yang sudah terkumpul hampir mencapai target sebesar Rp 300 juta. “Saat ini kurang lebih Rp 200 juta,” sebutnya.

Kekurangannya, lanjut Syamsi Sarman, dipenuhi dengan kembali melakukan aksi pengumpulan sumbangan. Adapun pemanfaatannya, Syamsi tidak menyebutkan secara detail., Pihaknya hanya menyerahkan kepada Pemkot Tarakan untuk mendistribusikan agar tepat sasaran. (mrs/fen)

Tags

Terkini