“Memang solusi ke depan pasti melalui perpipaan. Harus mendatangkan air dari seberang, apakah berupa air baku atau air curah,” ujar Khairul.
Untuk membangun jaringan perpipaan, Khairul tengah melobi ke pusat melalui Gubernur Kaltara. “Dan secara teknologi, saya sudah tanya itu enggak berat juga sih. Orang gas saja bisa diseberangkan dari Pulau Bunyu, apalagi kalau cuma air yang dari Sekatak,” sambung Khairul.
Direktur PDAM Tirta Alam Tarakan Said Usman Assegaf juga mengakui bahwa perlu ada inovasi untuk mengatasi persoalan air bersih. Sebab, dengan hanya mengandalkan embung, tidak efektif lagi untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
“Seiring dengan banyaknya jumlah penduduk, memang tidak efektif lagi. Kalau kita masih mengandalkan embung untuk tiga bulan ke depan, kita butuh 68 embung, dengan kapasitas 2 kali lipat dari yang ada sekarang ini,” tuturnya.
“Mau tidak mau, harus dipikirkan dari luar, Sekatak. Dan itu SPAM regional, dari Tarakan ke Sekatak, dan dari Tarakan nanti kemungkinan juga ke Bunyu,” sambung pria yang juga dosen di Universitas Borneo Tarakan ini.
Inovasi ini, menurut Usman, sebenarnya sudah disusun dan diajukan ke pusat sejak dua tahun lalu. Yang diperlukan saat ini, upaya lebih giat dari Pemkot Tarakan untuk mendesak pusat agar merealisasikannya.
“Inilah yang perlu kita terus desak untuk melobi, meyakinkan pusat bahwa kondisi Tarakan seperti ini. Kondisi kritis sekarang ini sebenarnya momen,” jelasnya.
Tapi menurut Usman, untuk membangun jaringan pipa bawah laut butuh biaya tidak sedikit. Diperkirakannya, butuh dana sekitar Rp 2 triliun. Namun bila membangun jaringan pipa melalui darat, butuh anggaran kurang lebih Rp 8-10 triliun.
Untuk kondisi embung, lanjut dia, hanya embung Persemaian yang masih bisa mengaliri air, karena didukung suplai air baku dari embung Bengawan yang belum difungsikan.
Sementara embung Kampung Satu yang menyuplai air ke IPA Kampung Satu dan Kampung Bugis, sudah sulit diharapkan. Karena hanya mengandalkan air yang ditampung di anak sungai sekitar embung. (mrs/udi)