kalimantan-utara

Penanganan Harus Goton Royong

Kamis, 4 April 2019 | 13:23 WIB

Musibah longsor sudah terjadi beberapa kali, sejak hujan terus mengguyur Kota Tarakan dalam sepekan ini.

Meskipun demikian, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan, Abdul Azis, hal itu belum masuk dalam kategori bencana, melainkan musibah.

“Kita harus bisa membedakan antara bencana dengan musibah. Kejadian yang ada saat ini, itu belum bisa kita nyatakan sebagai bencana. Jadi masih dalam musibah,” ujar Abdul Azis.  

“Salah satu indikatornya, jika sudah mengganggu peri kehidupan umum, peri kehidupan masyarakat, baru masuk kategori bencana. Nah kalau kita masih bisa beraktivitas seperti biasa, itu berarti belum bisa,” lanjut Abdul Azis.

Menurutnya, terhadap rumah-rumah warga yang terkena longsor, pihaknya hanya bisa memberikan bantuan yang sifatnya pencegahan agar longsor tidak meluas.

“Apa yang kita lakukan, yang kita bantu adalah memasang terpal, kemudian membuat jalan air,” jelasnya.

Namun, bukan tanpa kendala. Terpal yang selama ini digunakan BPBD Tarakan untuk membantu penanganan longsor, berasal dari bantuan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). Tapi ketersediaannya pun sudah habis. Sedangkan jika berharap dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tarakan, sulit terwujud karena persoalan ketersediaan anggaran.

“Tidak ada lagi dari APBD untuk beli terpal. Sudah tidak ada lagi bantuan terpal di tempat kami. Tapi Alhamdulillah, ternyata di Dinas Sosial. Ternyata bantuan dari pusat ke sana, bantuan terpal, kami baru dengar,” ungkapnya.

Azis juga meluruskan bahwa untuk penanganan rumah warga yang dijebol longsor, menjadi tanggung jawab bersama melalui gotong royong. Bukan dibebankan sepenuhnya kepada BPBD Tarakan.

“Makanya kami arahkan supaya dilakukan kerja bakti. Nanti bisa dikoordinir RT, bisa melapor lurah, nanti melalui lurah nanti dikoordinir,” tuturnya 

BPBD Tarakan sendiri menyiapkan dana stimulan meskipun belum terealisasi, untuk membantu warga yang terdampak musibah. Hanya perlu dikoordinasikan dengan pihak terkait untuk pemanfaatan dana tersebut. Apakah dibelanjakan untuk kebutuhan material bangunan atau kebutuhan lainnya.

Namun jika belum ada penetapan status tanggap darurat bencana dari Pemkot Tarakan, maka belum sepenuhnya menjadi tugas BPBD Tarakan. Kalaupun pihaknya turun tangan, hanya karena peduli terhadap musibah yang dialami warga.

“Kami mau membantu saja. Kami turut prihatin masyarakat kena musibah, karena kami punya tenaga. Tapi yang paling pas itu yang namanya gotong royong,” tuturnya.

Sejak hujan mengguyur Tarakan selama sepekan terakhir, Azis memperkirakan sudah belasan rumah terdampak longsor. Longsor juga berdampak pada tiga lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU). (mrs/udi)

Tags

Terkini