Rencana pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Menggaris di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) saat ini tengah dikaji. Hal itu disampaikan oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Provinsi (Setprov) Kaltara, Datu Iqro Ramadhan kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor akhir pekan kemarin.
“Terakhir itu kita ada rapat di Kuala Lumpur (Malaysia). Nah, soal PLBN Sei Menggaris itu sudah saya sampaikan ke Dirjen (Direktur Jenderal) Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri),” ujar Datu Iqro.
Adapun kajian yang saat ini sedang berproses dilakukan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Administrasi Wilayah Kemendagri bersama dengan Badan Pengelola Perbatasan Negara. Harapannya akses darat Indonesia-Malaysia ini dapat segera direalisasikan.
“Kita usulkan itu minimal 2024 sudah masuk anggarannya,” kata Datu Iqro. Saat ini, lanjut Datu Iqro, akses jalan pada lokasi rencana PLBN Sei Menggaris tersebut sudah tembus, baik itu yang dari arah Malaysia maupun Indonesia. Dalam hal ini, di sisi Indonesia itu Sei Menggaris, sedangkan sisi Malaysia itu Serudong.
“Minimal di tahun 2024 ini sudah bisa dimulai pelaksanaan land clearing (pembukaan lahan) untuk lokasi perkantorannya. Karena untuk jalan kita sudah terbangun sampai ke titik nol (lokasi rencana pembangunan PLBN Sei Menggaris),” sebutnya.
Untuk lokasi, itu tidak ada masalah karena di situ merupakan kawasan hak guna usaha (HGU) yang mana jika ingin digunakan oleh negara untuk kepentingan umum, tentu proses untuk inclub-nya tidak susah.
Disinggung soal kebutuhan anggaran untuk rencana pembangunan PLBN Sei Menggaris itu, Datu Iqro mengaku belum mengetahui berapa besarannya. Hanya saja, jika berkaca dengan empat PLBN yang dikerjakan di wilayah perbatasan Kaltara saat ini, rata-rata per PLBN itu dianggarkan di atas Rp 200 miliar.
“Untuk pastinya itu dari pusat yang melakukan perhitungan, karena anggaran pembangunannya juga dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Tapi kalau melihat yang ada, itu rata-rata di atas Rp 200 juta. Salah satunya seperti PLBN Sei Pancang. Gambarannya seperti itu lah,” sebutnya.
Sedangkan untuk kebutuhan lahan, ia mengatakan pembangunan PLBN Sei Menggaris itu minimal butuh 10 hektare. Melihat kondisi di lapangan, untuk memenuhi kebutuhan itu dipastikan ada dan tidak ada masalah.
“Untuk pendistribusian material yang dibutuhkan untuk pembangunan PLBN ini tidak ada masalah, karena lokasi ini sangat mudah, yang mana jalan sudah sampai ke titik nol rencana PLBN,” pungkasnya. (iwk/har)