Saat melakukan aksi demonstrasi yang berakhir dengan rapat dengar pendapat (RDP) di gedung DPRD Nunukan guna mencari solusi polemik harga rumput laut yang anjlok, petani rumput laut juga menuntut aparat kepolisian melakukan pencegahan terhadap banyaknya pencurian dan pemotongan tali jangkar pondasi budidaya di laut.
Itu dikatakan koordinator demonstrasi petani rumput laut, Sultan. Dirinya memastikan, hampir sebagian besar individu petani rumput laut di Nunukan dan Sebatik mengalami kejahatan rumput laut. Dengan banyaknya keluhan keamanan tersebut, pihaknya juga menuntut solusi permasalahan tersebut.
“Banyak sekali dikeluhkan keamanan, hampir setiap hari ada pencurian rumput laut, banyak sekali pemotongan tali rumput laut bahkan itu dalam sebulan bisa dua kali terjadi, petani sangat rugi besar, kami minta dicarikan solusinya,” ujar Sultan saat RDP bersama anggota DPRD Nunukan dan instansi terkait lainnya, Senin (15/7).
Baca Juga: Pemerintah Dukung Upaya Ketertiban Berlalu Lintas
Sultan mengaku, kerugian yang dirasakan seluruh petani rumput laut jika dikalkulasikan, bisa mencapai Rp 1 miliar. Kenapa tidak, pencurian rumput laut yang terjadi sudah sampai 500 hektare. Belum lagi kerugian dalam kejahatan pemotongan tali di laut, kerugiannya hampir mencapai 100 juta, sebab ongkos pondasi saja harganya bisa mencapai Rp 30 juta dengan 800 tali, kerugian seseorang individu petani bisa capai Rp 100 juta.
“Jadi tolong mohon diperhatikan aspek keamanan, kalau seperti itu terus ekonomi akan hancur, ekonomi akan anjlok, maka turunlah lakukan pengamanan, pendekatan, kenali siapa yang mencurigakan tangkap dia, jangan sampai kami yang nanti main hakim sendiri,” keluh Sultan.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Nunukan, Iptu Rizal Mochammad menanggapi persoalan keamanan. Menurutnya baik di darat dan bahkan laut, potensi kerawanan keamanan sama saja, karena ada aktivitas manusia seperti budi daya rumput laut.
Maka jika terjadi gangguan keamanan seperti pencurian hingga pemotongan tali pondasi rumput laut, dikarenakan tidak adanya penjagaan yang dilakukan petani rumput laut. Namun disisi lain, bisa juga disebabkan oleh faktor alam, cuaca buruk bisa saja merusak tali pondasi rumput laut.
“Penyebab lain juga bisa dikarenakan terseret oleh kapal yang berlalu lintas, saya melihat rumput laut yang dipasang di jalur pelayaran, tapi bisa juga karena manusia, apalagi kita di laut Selat Makassar, manusia yang melakukan aktivitas di laut tidak hanya dari Nunukan saja, bisa saja orang dari luar, yang memang niatnya memang mau melakukan kejahatan,” ujar Rizal.
Rizal mengaku, pihaknya sendiri sudah melakukan pembinaan kepada masyarakat melalui bhabinkamtibmas di pesisir pesisir pantai, termasuk kepada ormas perairan. Sejatinya keamanan juga tidak selalu menjadi tanggung jawab aparat keamanan baik TNI-Polri, tapi tanggungjawab semua.
“Kami mengajak masyarakat termasuk petani rumput laut, supaya bisa ikut berpartisipasi menjaga keamanan utamanya di usahanya termasuk di lingkungan tempat tinggalnya,” beber Rizal. (raw/lim)