Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Nunukan berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 1/2019 tentang Percepatan pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarang Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan ada tiga. Pertama, PLBN Sebatik, PLBN Labang dan PLBN Krayan.
Dua dari tiga PLBN telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Rabu (2/10) lalu yakni PLBN Sebatik dan PLBN Labang. Sedangkan, proses pembangunan PLBN Krayan saat ini dihentikan sementara.
Camat Krayan, Ronny Firdaus menyampaikan berdasarkan informasi yang ia peroleh untuk pembangunan PLBN Krayan dihentikan sementara menunggu rampungnya jalan Krayan-Malinau. Sebab, material pembangunan akan diangkut melalui jalur tersebut.
Baca Juga: Pemancing di Nunukan dapat Pari Raksasa, Beratnya 200 Kg
"Kalau melihat progres di bawah lima persen. Kontrak dihentikan sementara. Data yang saya himpun pemberhentian sementara pembangunan PLBN karena persoalan material. Sebab, materai dari Sarawak dan banyak bersinggungan dengan aturan TKDN (tingkat komponen dalam negeri)," ucap Ronny Firdaus kepada Radar Tarakan, Rabu (9/10).
Dijelaskan, jika kebutuhan material didatangkan dari Sarawak, Malaysia melanggar aturan. Material seperti semen besi dan lain. Karena itu, diputuskan tidak dilanjutkan menunggu jalan Malinau-Krayan rampung. Distribusi material melalui jalur tersebut dan pembangunan akan dilanjutkan.
"Ini sama saja menyiksa masyarakat. Karena proses perdagangan tradisional. Jika tunggu jalan katanya 2025 dimulai kembali. Jika melihat kondisi sekarang belum bisa. Masih ada jalan sulit dilalui. Menurut kami sulit. Saya katakan siapa yang bisa menjamin untuk tembus? jika tidak maka tidak dibangunlah PLBN. Pembangunan di wilayah Sarawak, Malaysia telah siap," jelasnya.
Seharusnya, lanjut Ronny ada pengecualian untuk itu. Apalagi, berdasarkan informasi yang ia peroleh kondisi di Krayan sama seperti PLBN Long Nawang, Malinau. Material pembangunan didatangkan dari wilayah Malaysia.
"Saya dapat bocoran di Malinau itu kondisinya sama di Krayan. Disana mendapatkan material dari Malaysia. Kok di Krayan dipersoalkan TKDN? Informasi dari camat 80 persen semua didatangkan dari Malaysia. Sama seperti yang ada di Krayan," tegasnya.
Ia menceritakan, untuk pembangunan PLBN persoalan TKDN jadi alasan dihentikan sementara pembangunan PLBN Krayan. Sedangkan, di waktu yang sama pembangunan di wilayah Krayan menggunakan material dari Sarawak, Malaysia.
"Saya juga tidak tahu, kok malah itu jadi alasan. Kalau mau jujur kesempatan yang sama pembangunan bandara Binuang, Krayan Tengah material aspal dari sebelah (Malaysia) pada waktu bersama saya menandatangani surat untuk izin masuk aspal dari sebelah. Tidak ada masalah. Aspal di Krayan semua dari sebelah," ungkapnya.
"Kalau mau jujur semua fasilitas pemerintah kantor yang sudah beton, semua dari Malaysia. Kok PLBN ini yang dipersoalkan. Faktanya seperti itu menurut saya. Semua pembangunan menggunakan anggaran negara material dari sebelah tidak masalah. Kenapa PLBN dipersoalkan," tanyanya.
Karena itu, ia berharap agar PLBN segera dibangun. Sebab, pemerintah Malaysia telah siap dengan CIQS nya untuk aktivitas perlintasan orang dan barang.
"Saya berharap segera dilanjutkan pembangunan. Sebab, sebelah sudah dibangun. Melihat kondisi yang lain sudah dibangun (PLBN) diwilayahnya kita sementara disebelah belum. Sementara di Krayan sebaliknya. Kita sudah jelas, sudah disepakati dan fakta sudah dibangun di wilayah Malaysia," pungkasnya. (akz)