Sudah 9 ribuan kepala keluarga transmigran ditempatkan di Bulungan sejak tahun 1973 hingga tahun 2024 ini. Tak bisa dipungkiri, para transmigran ini memberi kontribusi kepada peningkatan Kabupaten Bulungan. Mereka berhasil dalam membangun wilayah pedesaan, membuka akses ekonomi, serta memperkuat integrasi sosial di Kabupaten Bulungan.
"Kontribusi transmigrasi bagi Bulungan sangat besar. Kita patut bersyukur atas keberhasilan ini sekaligus berkomitmen untuk meneruskan program ini dengan pengelolaan yang lebih baik," tegas Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Bulungan, H. Jamal, SH.
Jamal menegaskan bahwa transmigrasi tidak hanya sekadar perpindahan penduduk, tetapi juga sebagai instrumen pembangunan dan pemerataan. Kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan manfaat dari program ini.
"Melalui program transmigrasi, kita mampu menciptakan wilayah-wilayah baru yang produktif dan mandiri. Keberhasilan transmigrasi di Bulungan harus menjadi inspirasi bagi daerah lain," pungkasnya.
Untuk di Kabupaten Bulungan, program ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1973 di Desa Gunung Putih, Kecamatan Tanjung Palas, dengan sekitar 40 KK dari Jawa Timur," ungkap Jamal. Hingga tahun 2024, tercatat 9.149 KK atau 35.144 jiwa transmigran telah ditempatkan di Kabupaten Bulungan.
Mereka tersebar di 32 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) yang berada di lima kecamatan, yaitu Tanjung Palas, Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Tengah, Tanjung Selor, dan Sekatak.
Kabupaten Bulungan menjadi salah satu daerah yang merasakan manfaat besar dari program transmigrasi. Dari 32 unit permukiman transmigrasi, sebanyak 13 lokasi telah berkembang menjadi desa definitif. (*)