kalimantan-utara

Awal Tahun 2025, BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Kaltara

Indra Zakaria
Kamis, 2 Januari 2025 | 13:00 WIB
Ilustrasi: Hujan lebat masih terjadi di sejumlah wilayah selama musim pancaroba. (Dok.JawaPos.com)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar masyarakat mengantisipasi sejumlah bencana alam yang mungkinan terjadi selama cuaca ekstrem pekan ini. Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Juwata Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi.

Kepada Radar Kaltara, Sulam mengatakan, beberapa wilayah di Indonesia masih menghadapi potensi curah hujan yang signifikan. Meskipun demikian, berdasarkan analisis data dan prediksi model terkini, potensi cuaca ekstrem cenderung menurun dibandingkan minggu ketiga Desember 2024.

Hal ini terjadi akibat dari gangguan cuaca berupa sirkulasi siklonik di Laut Cina Selatan bagian tengah yang mampu melemahkan pengaruh Monsun Asia berupa aliran massa udara ke wilayah barat Indonesia.

 "Sejumlah wilayah di Indonesia masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan, terutama di wilayah tengah dan timur, yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor," kata Sulam kepada Radar Kaltara, Rabu (1/1).

Kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yang aktif, yakni fenomena La Nina lemah yang diperkirakan masih berlangsung hingga awal tahun 2025, serta angin monsun Asia yang aktif disertai seruakan dingin yang memperkuat peluang terjadinya hujan sedang hingga lebat.

"Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer seperti Rossby ekuatorial, Gelombang Kelvin dan Gelombang Low meningkatkan potensi awan konvektif yang bersifat lokal yang signifikan," ungkapnya.

Kemudian, bibit siklon tropis 94S di Samudra Hindia selatan Jawa yang bergerak menjauh ke arah barat daya menyebabkan pola konvergensi di wilayah pesisir Selatan Jawa Bagian Tengah – NTB, turut meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif yang menghasilkan hujan lebat, angin kencang, dan petir.

"Dalam seminggu kedepan, memantau berbagai fenomena atmosfer yang diperkirakan mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia. Angin Monsun Asia yang disertai fenomena La Nina lemah masih menjadi faktor utama dalam potensi hujan di wilayah Indonesia," bebernya.

Selain itu, gelombang atmosfer diprediksi aktif di sebagian wilayah Indonesia serta adanya bibit siklon tropis 94S di Samudera Hindia selatan Jawa, dapat memengaruhi dinamika atmosfer wilayah Indonesia.

Kelembaban udara di lapisan bawah hingga atas cenderung basah dan labilitas lokal yang kuat, mendukung proses awan konvektif secara lokal. Oleh karena itu, fenomena ini menciptakan variabilitas cuaca di wilayah Indonesia selama sepekan ke depan.

"BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang akan terjadi selama periode 31 Desember 2024 – 06 Januari 2025," ujarnya.

Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan genangan air, terutama di wilayah rawan.

"Membersihkan saluran air dan lingkungan sekitar untuk mengurangi risiko banjir. Menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana serta mempersiapkan perlengkapan darurat," pungkasnya. (jai/har)

 

Halaman:

Tags

Terkini