Bertambahnya titik banjir di kota Tarakan membuat sebagian masyarakat menduga jika penyebab banjir lantaran kerap meluapnya air pada beberapa embung di Kota Tarakan. Sehingga hal ini membuat masyarakat mengusulkan ada pelebaran pada embung khususnya pada Embung Rawasari.
Sehingga beberapa waktu lalu DPRD Tarakan melakukan kunjungan ke Embung Rawasari yang berada di Kelurahan Karang Harapan, untuk memastikan apakah adanya solusi untuk membuat ditambahnya kapasitas tampungan dan kelancaran sungai menuju embung.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan V Tanjung Selor, Mustafa menerangkan, jika penyebab banjir bukan karena kurangnya daya tampung maupun tidak lancarnya air menuju embung yang ada.
Baca Juga: Menyoal Fenomena Persoalan Anak di Tarakan, Psikolog Sebut Butuh Dukungan Semua Pihak
Melainkan berkurangnya resapan air akibat aktivitas ekonomi manusia. Alhasil, berkurangnya resapan air membuat volume air yang masuk ke embung bertambah. Selain itu, menurutnya penyebab utama banjir ialah air yang mengalir langsung menuju ke pemukiman.
"Ada beberapa hal menyebabkan banjir di wilayah Kelurahan Karang Harapan. Salah satunya tata guna lahan di area atas. Sehingga bangunan rawa sampai di hulu terjadi perubahan tata guna lahan.
Kalau melihat desain Embung Rawasari yang selesai dibangun tahun 2015, tidak pernah terjadi banjir besar sampai tahun 2020. Artinya dulu tidak ada permasalahan, tapi bertumbuhnya penduduk, ada perambahan gunung salah satunya, tampungan air berkurang karena jadi permukiman. Kedua, konservasi tidak ada lagi," ujarnya, Rabu (5/2).
"Persoalan selanjutnya, dari sisi volume sungai karena terjadinya perubahan tata guna lahan tadi, menyebabkan kapasitas sungai tak lagi bisa menampung. Ditambah banyak dibangun jembatan kayu di jalur sepanjang badan sungai dan aktivitas membuang sampah sembarangan sehingga air tidak dapat mengalir secara maksimal," sambungnya. (zac)