kalimantan-utara

Sehari Tiga Laporan Kebakaran Lahan di Tana Tidung, Petugas Damkar Kewalahan

Senin, 4 Agustus 2025 | 15:30 WIB
Damkar yang kewalahan memadamkan kebakaran lahan.

TANA TIDUNG – Kebakaran lahan kembali terjadi di Kabupaten Tana Tidung pada Sabtu (2/8). Sedikitnya tiga titik lokasi dilaporkan terbakar, masing-masing di Desa Limbu Sedulun, KM 5 Kecamatan Sesayap dan satu kebakaran lahan di Desa Kapuak Kecamatan Muruk Rian.

Kejadian ini membuat petugas kewalahan karena keterbatasan armada, personel dan kondisi cuaca yang panas dan asap. “Laporan pertama kami terima pukul 14.57 untuk Limbu Sedulun. Kemudian dilanjutkan setelah magrib sekitar pukul 18.24 untuk KM 5. Kapuak 16.00 WITA,” ujar Nurdin, Wadanru A pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Tana Tidung, Sabtu malam.

Ia menyebutkan, penanganan difokuskan di Limbu Sedulun karena lokasi tersebut berada dekat dengan pemukiman padat penduduk, begitu juga di Km 5. Sementara di Kapuak berdasarkan laporan lahan yang terbakar di belakang kantor desa.

Upaya pemadaman atau pemblokiran si jago merah dilakukan dengan menerjunkan tiga unit armada, terdiri dari satu unit penyerang (01), dan dua unit penyuplai (02 dan 04). “Unit 02 kami tempatkan di sisi bawah, dibantu pompa apung. Sementara unit 01 dan 04 melakukan pemadaman dari sisi atas," jelasnya.

Ia juga mengonfirmasi bahwa selain Damkar, yang menurunkan 20an personel juga dibantu oleh TNI dan Polri. Sektor Sesayap Hilir juga bersiaga sebagai antisipasi bila terjadi kejadian tak terduga di luar titik utama kebakaran.

“Sebenarnya tanggung jawab utama memang di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Provinsi Kaltara, tapi kalau mereka kewalahan biasanya meminta bantuan PMK,” tambahnya. Terkait penyebab kebakaran, dugaan sementara mengarah pada aktivitas masyarakat yang memanfaatkan akhir pekan untuk berkebun.

“Biasanya warga memanfaatkan libur untuk membersihkan lahan. Kami menduga itu penyebabnya,” ujarnya. Ia mengimbau masyarakat untuk melaporkan rencana pembakaran lahan kepada pihak berwenang, seperti KPH, agar dapat dilakukan pengawasan dan antisipasi.

“Kalau bisa koordinasi 2–3 hari sebelumnya, supaya bisa dicegah jangan sampai membesar,” katanya. Akibat dari kebakaran tersebut, sekitar 1 hektare di Km 5 dan lebih dari 1 hektare di Kapuak ludes diamuk si jago merah. Ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran warga terhadap risiko membakar lahan, terlebih di musim kemarau yang membuat lahan mudah terbakar dan sulit dipadamkan.(ana)

 

 

Terkini