kalimantan-utara

Nilai Rupiah Terpuruk Terhadap Ringgit, Harga Sembako di Nunukan Makin Mencekik

Selasa, 30 September 2025 | 11:15 WIB
Salah satu sudut kota Nunukan.

NUNUKAN – Anjloknya nilai Rupiah terhadap Ringgit Malaysia hingga menembus kisaran Rp4.000 per Ringgit kembali memukul masyarakat perbatasan.

Dampaknya langsung terasa di Kabupaten Nunukan, di mana harga kebutuhan pokok meroket karena sebagian besar pasokan berasal dari Tawau, Malaysia. Kenaikan harga ini membuat daya beli masyarakat menurun drastis. Barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari beras, gula, hingga ikan, melonjak tak terkendali. Ironisnya, harga-harga tersebut lebih dipengaruhi kurs Ringgit daripada kebijakan ekonomi nasional.

Pengamat ekonomi dari Bersama Institute, Mega, menilai kondisi ini sebagai cerminan lemahnya kemandirian ekonomi di wilayah perbatasan. “Selama harga sembako di Nunukan masih dikendalikan oleh kurs Ringgit, berarti kedaulatan ekonomi kita belum kokoh,” ujarnya.

Mega menjelaskan, ketergantungan warga Nunukan pada produk Malaysia terjadi karena rantai logistik lintas batas lebih efisien dibanding jalur distribusi dari dalam negeri. Hal ini juga menimbulkan paradoks lain, nelayan lokal lebih memilih menjual hasil tangkapannya ke Malaysia karena nilai Ringgit lebih tinggi. Akibatnya, pasar Nunukan justru mengalami kelangkaan ikan dan harga melonjak.

Menurut Mega, solusi jangka pendek seperti operasi pasar tidak cukup untuk menahan gejolak. Ia menekankan perlunya langkah strategis dari pemerintah, yakni membangun industri pengolahan berbasis sumber daya lokal.

“Nunukan punya potensi besar di sektor perikanan dan perkebunan. Jika dikelola dengan hilirisasi, wilayah ini bisa mengurangi ketergantungan bahkan berbalik menjadi eksportir ke Malaysia,” tegasnya.

Mega menutup keterangannya dengan menekankan bahwa perubahan paradigma ekonomi harus segera dilakukan. “Kuncinya ada pada transformasi dari daerah konsumtif menjadi daerah produktif. Tanpa itu, masyarakat Nunukan akan terus terjebak dalam tekanan harga akibat fluktuasi kurs,” pungkas Mega. (raw)

 

Terkini