NUNUKAN – Sekelompok pemuda yang menamakan diri Pemuda Perbatasan Sebatik melakukan aksi penyegelan gerbang utama Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sebatik pada Sabtu (4/10/2025). Aksi ini merupakan bentuk protes dan kekecewaan mendalam atas belum difungsikannya PLBN yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo sejak Oktober 2024.
Para pemuda menilai, pembangunan PLBN senilai lebih dari Rp200 miliar tersebut hingga kini tidak memberikan manfaat ekonomi maupun pelayanan publik bagi masyarakat perbatasan.
Protes Kunjungan Pejabat Pusat yang Dinilai Seremonial
Perwakilan Pemuda Perbatasan Sebatik, Dedy Kamsidi, menegaskan bahwa aksi penyegelan dilakukan sebagai simbol protes terhadap kunjungan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya dan anggota Komisi II DPR RI baru-baru ini. Kunjungan tersebut dinilai hanya bersifat seremonial tanpa membawa solusi konkret.
“Kami kecewa, kunjungan itu tidak memberi manfaat apa pun bagi masyarakat Sebatik. Hanya datang, foto, lalu pulang tanpa hasil nyata,” tegas Dedy.
Ia juga menyoroti ketiadaan ruang dialog antara pemerintah pusat dan perwakilan warga Sebatik. "Bahkan anggota DPRD Nunukan asal Sebatik tidak diberi kesempatan bicara untuk menyampaikan kondisi sebenarnya di lapangan,” tambahnya.
Ketua Komisi I DPRD Nunukan, Dr. Andi Mulyono, bersama sejumlah anggota DPRD asal Sebatik turun langsung menemui massa aksi. Mereka menyatakan menghargai kepedulian pemuda yang menyoroti lambannya pengoperasian PLBN.
Andi Mulyono menegaskan, pembangunan PLBN dengan biaya ratusan miliar namun belum dimanfaatkan merupakan bentuk pemborosan dan potensi kerugian negara yang perlu segera ditindaklanjuti ke tingkat provinsi maupun pusat.
Usai aksi penyegelan, para pemuda secara simbolis menyerahkan kunci gerbang PLBN kepada perwakilan DPRD Nunukan sebagai bentuk penyerahan tanggung jawab moral agar persoalan ini segera mendapatkan solusi. (*)