kalimantan-utara

Akses Sungai Mematikan di Pedalaman dan Perbatasan Nunukan-Malaysia, Jalan Darat di Lumbis Mendesak

Selasa, 11 November 2025 | 11:00 WIB
Sungai yang penuh dengan jeram menjadi tantangan masyarakat lumbis dalam beraktivitas sehari-hari.

 


NUNUKAN – Warga di wilayah pedalaman perbatasan, khususnya di Kecamatan Lumbis Ogong, Lumbis Hulu, dan Lumbis Pensiangan, terus mempertaruhkan nyawa akibat ketergantungan penuh pada jalur sungai yang berarus deras dan memiliki jeram tajam. Kondisi ini mendorong Anggota DPRD Nunukan, Donal, mendesak Pemerintah Daerah agar segera membuka akses jalan darat permanen menuju kawasan tersebut.

Selama ini, masyarakat Lumbis hanya bisa menggunakan perahu sebagai satu-satunya akses keluar-masuk kampung, baik untuk ke pasar, sekolah, maupun fasilitas kesehatan. Perjalanan yang memakan waktu berjam-jam sering kali berujung tragis, terutama saat sungai meluap.

“Sudah banyak warga kehilangan nyawa karena jeram. Semua kebutuhan mereka bergantung pada sungai, sementara biaya BBM untuk transportasi air juga sangat mahal,” ujar Donal, saat diwawancarai usai kegiatan reses di Kelompok Ubol, Lumbis Ogong, Senin (10/11).

Kunci Peningkatan Ekonomi: Dari Gaharu ke Pertanian
Donal menyoroti bahwa keterisolasian wilayah ini telah menghambat perputaran roda ekonomi masyarakat. Sebagian besar warga kini hanya bergantung pada gaharu (hasil hutan) sebagai mata pencaharian, yang hasilnya tidak menentu. Padahal, potensi alam Lumbis sangat besar jika didukung akses darat yang memadai.

"Kalau ada jalan darat, masyarakat bisa membuka kebun sayur, buah, jagung, sawit, atau ubi kayu. Mereka tidak lagi hanya berharap pada gaharu yang hasilnya tidak menentu,” ungkap Donal.

Ia menyarankan agar Pemerintah Daerah melanjutkan pengembangan jalan yang sudah ada, yakni dari Mansalong menuju Desa Payang sepanjang 10 kilometer, dan diperpanjang hingga ke Lumbis Ogong dan Labang. Menurutnya, ini akan menjadi titik awal peningkatan kesejahteraan yang signifikan.

"Jalan darat itu bukan hanya soal akses, tapi juga masa depan ekonomi masyarakat. Dengan jalan, mereka bisa menjual hasil kebun, mengangkut bahan pokok, bahkan mengakses layanan kesehatan lebih cepat,” tegasnya.


Meski kawasan Lumbis masih kekurangan infrastruktur dasar lain seperti listrik dan air bersih, Donal menyebut bahwa jalan darat tetap menjadi tuntutan paling vokal dari masyarakat. Apalagi, wilayah tersebut kini sedang dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN).

“Jalan darat adalah kebutuhan mendesak. Tanpa itu, pembangunan lain tidak akan terasa manfaatnya. Pemerintah harus menempatkan Lumbis sebagai prioritas, bukan sekadar perbatasan di peta,” tutupnya. (raw)

Terkini