kalimantan-utara

Pemancing Asing Rela Bayar Rp25 Juta Demi Ikan Langka di Hulu Sungai Kayan

Senin, 24 November 2025 | 13:15 WIB
Sungai Kayan.

TANJUNG SELOR – Pemerintah Kabupaten Bulungan mengungkap potensi wisata alam yang sangat besar, namun selama ini luput dari perhatian publik: wisata pemancingan ikan langka di hulu Sungai Kayan. Bupati Bulungan, Syarwani, menyebut fenomena ini menjadi peluang emas untuk dikembangkan secara profesional.

Kepada Radar Kaltara, Syarwani mengungkapkan adanya kunjungan intensif wisatawan asing ke Kecamatan Peso sejak akhir 2022 hingga awal 2023 dengan satu tujuan khusus.

“Di sekitar akhir 2022 menjelang awal 2023, ada beberapa kunjungan yang dilakukan orang-orang dari luar negeri, terutama dari Brunei dan Malaysia. Mereka datang hanya sekadar ingin memancing ikan pelian, ikan bader atau yang disebut ikan mit oleh masyarakat Dayak,” kata Syarwani.

Syarwani menyebut, para wisatawan asing tersebut bahkan rela membayar mahal untuk menikmati pengalaman memancing di Sungai Kayan yang masih alami. Durasi kunjungan rata-rata sekitar tiga hari, dengan biaya satu paket perjalanan bisa mencapai Rp25 juta.

Fenomena ini, menurut Syarwani, adalah bukti nyata besarnya minat wisatawan mancanegara terhadap daya tarik Hulu Sungai Kayan. “Artinya, orang luar pun menaruh harapan besar ingin tahu kondisi Sungai Kayan dan kecamatan yang berada di hulu sungai,” ungkapnya.

Karena itu, ia mendorong agar potensi unik ini dikemas secara profesional dan menjadi peluang wisata unggulan Bulungan. Syarwani mengakui Pemda baru mengetahui intensitas kunjungan tersebut pada 2022–2023, meskipun kegiatan serupa mungkin sudah terjadi jauh sebelumnya.

“Sayang kalau ini tidak kita manfaatkan. Kita bisa kemas dalam paket wisata yang berdampak ekonomi bagi masyarakat di hulu Sungai Kayan,” ucapnya.

Pemuda Didorong Terlibat Aktif
Bupati Bulungan menekankan pentingnya peran pemuda dalam pengembangan wisata ini, sejalan dengan pembangunan lima koridor pengembangan Bulungan. Ia berharap potensi wisata Sungai Kayan dapat "naik kelas" dan menjadi sumber ekonomi baru.

Syarwani memerinci, penguatan pemuda harus disesuaikan dengan karakteristik tiap koridor Tanjung Selor yang didominasi sektor jasa, Tanah Kuning (Koridor Timur) yang fokus pada bidang kemaritiman dan Sajau Hilir yang fokus pada kekuatan pada sektor pertanian.

“Ini bukan lagi wacana. Ini sudah dilakukan oleh orang-orang dari luar. Anak muda kita harus terlibat dalam setiap program pembangunan. Ini saatnya kita bergerak cepat sebelum potensi besar ini kembali didahului pihak luar,” pungkasnya. (jai/har)

Terkini