kalimantan-utara

Jalan Nasional di Krayan Rusak Parah, Mobil Pengantar Jenazah Terjebak Lumpur Hingga Dua Jam

Kamis, 11 Desember 2025 | 12:00 WIB
SULIT DILEWATI: Tampak kondisi jalan yang berlumpur membuat kendaraan mobil sulit melewati jalan utama antar kecamatan. (DOK WARGA)

 

NUNUKAN – Kondisi infrastruktur di wilayah perbatasan kembali menjadi sorotan tajam. Jalan nasional yang menghubungkan Bandara Yuvai Semaring (Krayan Induk) menuju wilayah Krayan Timur dilaporkan rusak parah dan belum pernah tersentuh aspal. Kerusakan ekstrem ini bahkan menyulitkan mobilitas krusial, termasuk saat proses pengantaran jenazah beberapa waktu lalu.

Martinus Baru, warga asli Krayan Timur, mengungkapkan bahwa kondisi jalan berstatus nasional ini sangat jauh dari kata layak. “Dari dulu jalan itu begitu-begitu saja. Itu jalan nasional, tapi tidak pernah diaspal. Kondisinya hancur,” ujarnya ketika dihubungi, Selasa (9/12).

Peristiwa yang memicu kekecewaan besar warga terjadi saat mobil pengangkut jenazah terperosok dan nyaris tidak bisa melintas akibat lumpur dan kubangan dalam. Rute yang seharusnya ditempuh dalam satu jam, molor hingga dua jam.

“Jenazah dari Terang Krayan induk itu harusnya satu jam sampai ke rumah duka. Tapi kemarin bisa sampai dua jam karena mobilnya ditarik pakai tambang. Warga ramai-ramai bantu dorong karena kondisi jalannya benar-benar hancur,” jelas Martinus.

Warga setempat bahkan harus menyusun papan kayu seperti rel di atas lumpur agar ban kendaraan tidak kembali terjebak. Kerusakan ini juga berdampak langsung pada layanan kesehatan, di mana pengiriman pasien atau vaksin darurat tidak memungkinkan dilakukan via darat, melainkan harus menggunakan pesawat dengan biaya charter yang sangat besar (sekitar Rp50 juta).

Martinus menyoroti kekecewaan warga Krayan, sebuah wilayah Kalimantan yang menjadi pemasok sumber daya alam nasional, namun tidak menikmati hasil pembangunan yang layak.

“Kita sudah puluhan tahun merdeka. Masa jalan seperti itu saja tidak bisa dibangun? Kalimantan ini yang menyumbang sumber daya alam untuk republik, tapi rakyatnya sendiri tidak menikmati hasil pembangunan,” tegasnya.

Ia menambahkan, sekitar 50 kilometer ruas jalan yang menjadi akses utama menuju Krayan Tengah hingga perbatasan Malaysia berada dalam kondisi memprihatinkan dan sama sekali belum diaspal. (*)

Terkini