kalimantan-utara

Akses Jalan Hancur di Krayan Jadi Isu Nasionalisme, Warga Khawatir Hilangnya Kepercayaan ke Pemerintah Pusat

Kamis, 11 Desember 2025 | 13:00 WIB
RUSAK: Kondisi jalan antara Lembudud, Krayan Barat - Long Layu, Krayan Selatan sulit dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat. FOTO: CAMAT KRAYAN SELATAN

NUNUKAN – Kondisi jalan nasional yang rusak parah dan belum teraspal di Krayan, Nunukan, kini tak hanya menjadi isu infrastruktur, tetapi telah merambah ke isu fundamental terkait rasa percaya dan nasionalisme masyarakat perbatasan terhadap negara.

Kekhawatiran mendalam ini disampaikan oleh Martinus Baru, warga Krayan, yang menyaksikan sendiri betapa sulitnya mobilitas di wilayah tersebut, bahkan untuk urusan darurat seperti pengantaran jenazah dan pasien sakit.

Baca Juga: Akses Sulit Wilayah Perbatasan: Warga Krayan Wajib Ikut Undian KTP Agar Bisa Terbang Pulang

“Kami mohon pemerintah pusat hadir. Jangan sampai masyarakat perbatasan kehilangan rasa nasionalisme hanya karena kebutuhan dasar mereka tidak diperhatikan,” tegas Martinus.

Warga Krayan merasa kondisi jalan nasional yang tidak layak—yang merupakan satu-satunya jalur penghubung ke sebagian besar desa di pedalaman—adalah bentuk pengabaian terhadap hak-hak dasar mereka sebagai warga negara Indonesia.

Kerusakan jalan yang ekstrem, yang menyebabkan waktu tempuh membengkak dan layanan darurat terhambat, menimbulkan pertanyaan besar di benak masyarakat perbatasan: mengapa wilayah yang berkontribusi besar terhadap sumber daya alam nasional justru tidak menikmati pembangunan infrastruktur dasar yang memadai?

Warga Krayan menuntut agar pemerintah pusat segera bertindak dan memperbaiki jalan nasional di Krayan Timur dan sekitarnya. “Kami hanya ingin akses layak, supaya mobilitas, termasuk saat membawa orang sakit atau jenazah, tidak lagi terhambat,” pungkas Martinus, berharap perbaikan segera dilakukan sebagai bukti nyata kehadiran dan kepedulian negara di tapal batas. (raw)

Terkini