teknologi

Mengucapkan “Tolong” dan “Terima Kasih” ke ChatGPT Ternyata Menghabiskan Puluhan Juta Dolar, CEO OpenAI Beberkan Penyebabnya

Rabu, 23 April 2025 | 10:27 WIB
CEO OpenAI, Sam Altman

PROKAL.CO, CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa penggunaan kata-kata sopan seperti “tolong” dan “terima kasih” saat berinteraksi dengan ChatGPT ternyata mengakibatkan biaya operasional yang sangat besar bagi perusahaannya.

Biaya ini, menurut Altman, mencapai puluhan juta dolar AS hanya untuk konsumsi listrik.

Pernyataan tersebut muncul saat seorang pengguna media sosial X (sebelumnya Twitter) menanyakan dampak finansial dari kesopanan dalam berkomunikasi dengan AI.

Altman menjawab bahwa kerugian tersebut merupakan “puluhan juta dolar yang dihabiskan dengan baik,” sambil menambahkan secara misterius, “Kita tak pernah tahu.”

ChatGPT dan Konsumsi Energi yang Fantastis

ChatGPT, chatbot andalan OpenAI, berjalan di atas model bahasa besar (large language model/LLM) yang memerlukan infrastruktur komputasi canggih dalam skala besar.

Model ini bergantung pada ribuan GPU (graphics processing unit) berkinerja tinggi untuk memproses permintaan dan memberikan respons secara real-time.

Setiap interaksi, sekecil apa pun, membutuhkan energi yang signifikan. Diperkirakan satu respons singkat dari AI seperti email pendek atau paragraf dapat menghabiskan hingga 0,14 kilowatt (kWh), setara dengan menyalakan 14 lampu LED selama satu jam.

Dengan miliaran interaksi yang terjadi setiap hari, konsumsi energi menjadi sangat besar. Saat ini, pusat data global telah menyumbang sekitar 2% dari total konsumsi listrik dunia, dan angka ini diperkirakan akan meningkat seiring lonjakan permintaan terhadap layanan AI generatif seperti ChatGPT.

Kesopanan Bukan Sekadar Etika, Tapi Pengaruh

Meski terdengar sepele, kesopanan dalam berinteraksi dengan chatbot ternyata punya pengaruh yang nyata.

Kurtis Beavers, Direktur Desain Microsoft Copilot, mengatakan bahwa penggunaan bahasa yang sopan dapat menghasilkan respons AI yang lebih kolaboratif dan profesional.

“Ketika AI mendeteksi kesopanan, ia lebih mungkin untuk merespons dengan sopan juga,” tulis Microsoft WorkLab, publikasi digital yang fokus pada integrasi AI di tempat kerja.

Sebuah survei yang dilakukan pada 2024 mengungkap bahwa sekitar 67% pengguna di Amerika Serikat secara rutin menggunakan bahasa sopan saat berbicara dengan chatbot.

Dari jumlah tersebut, 55% merasa bahwa bersikap sopan adalah tindakan yang secara etis benar, sementara 12% lainnya menyatakan bahwa sikap sopan itu adalah "asuransi" terhadap kemungkinan pemberontakan AI setengah serius, setengah bercanda.

Masa Depan Etika dan Teknologi

Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak interaksi manusia terhadap teknologi, termasuk aspek konsumsi energi dan etika digital, penggunaan chatbot kini bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga nilai-nilai yang dibawa dalam komunikasi sehari-hari.

Halaman:

Tags

Terkini