Mungkin kamu tidak menyadari bahwa saat ini tren deepfake sedang tersebar luas di berbagai platform media yang sedang kamu gunakan. Tren ini sulit untuk dibedakan keasliannya sehingga mungkin saja kamu dapat mengalami disinformasi. Sebelum itu mari simak penjelasan “Apa itu Tren Deepfake?”
Dikutip dari VIDA, Deepfake merupakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk menciptakan konten palsu dalam bentuk video, foto, ataupun suara yang dibuat tampak sangat nyata. Pada awal mulanya, Teknologi ini aman digunakan untuk pembuatan hiburan seperti efek visual pada film.
Namun, dengan seiringnya perkembangan dan kemajuan zaman, teknologi ini dapat dengan mudah disalahgunaan oleh pihak-pihak tertentu dengan tujuan propaganda serta penipuan. Sehingga tren deepfake ini bukan lagi hanya sebagai hiburan, tetapi juga dapat menjadi suatu ancaman.
Nah, Usai kamu mengetahui apa itu Deepfake. Kamu juga perlu mengetahui cara menghindari penyalahgunaan deepfake agar terhindar dari kejahatan siber. Simak caranya :
• Tingkatkan literasi digital.
Kamu perlu untuk selalu skeptif terhadap berbagai berita/video yang tersebar agar tidak langsung menelan konten secara mentah-mentah.Cek sumber informasi yang relevan. Serta kenali ciri-ciri deepfake seperti mata atau bibir yang tidak sinkron, suara terdengar sangat robotik “terlalu halus”, dan cahaya serta bayangan yang terlihat tidak alami.
• Jangan langsung membagikan berita.
Kamu perlu berhati-hati dalam membagikan konten pribadi secara publik. Karena bisa saja konten berupa wajah/ suara mu dapat disalahgunakan untuk kejahatan siber.
• Lindungi identitas digital.
Kamu harus menjaga data pribadi dan tidak sembarangan membagikan data berupa wajah/suara ke aplikasi yang tidak dipercaya. Gunakan juga aplikasi pendeteksi deepfake untuk membantu data mu agar tetap aman dan terhindar dari kejahatan siber.
• Edukasi lingkungan sekitar.
Kamu dapat membantu dan memberikan informasi kepada keluarga, teman, dan juga masyarakat di lingkunganmu untuk mengenali bahaya nya deepfake dan cara mengenalinya. Serta diperlukan pengetahuan terhadap dampak sosial, hukum, dan psikologi mengenai penyalahgunaan deepfake. (Zahwa Maghfira)