Trump memang luar biasa ngotot. Agar tembok pembatas Amerika-Meksiko itu harus terwujud. Sesuai janji kampanye.
Yang tidak sesuai adalah sumber dananya. Dulu Trump selalu mengatakan tembok itu akan dibiayai Meksiko. Atau akan ditagihkan ke Meksiko. Ternyata dari APBN.
Seberapa panjang yang dibangun?
"Akan panjaaaaang sekali," ujar Trump.
Bagian bawahnya berupa beton. Setinggi air kalau lagi banjir. Sungai Rio Grande memang sering banjir. Sungai itu memanjang hampir di sepanjang perbatasan. Terutama di negara bagian Texas dan New Mexico.
Di atas beton itu dibangun pagar besi. Yang bagian atasnya lagi dibentuk secara khusus. Agar sulit dipanjat.
"Untuk memanjat tembok itu akan lebih sulit dari mendaki gunung Everest," kata Trump.
Yang belum dijelaskan: tembok itu akan dibangun di mana? Di tengah sungai? Tidak mengganggu ekologi? Atau di tanah Amerika? Yang di pinggir sungai? Yang berarti Meksiko menjadi pemilik utuh sungai Rio Grande?
Apa pun Trumplah yang akhirnya menang. DPR menyetujui sebagian. Trump mengeluarkan dekrit. Tembok jadi dibangun. Pemerintahan tidak perlu tutup lagi.
Trump boleh tua. Tapi tidak mau kalah.
Kesehatannya begitu baik. Untuk orang berusia 72 tahun. Dengan agresivitas seperti itu.
Kalau toh ada yang kurang menyenangkannya adalah kondisi perusahaannya. Yang justru merosot. Turun 7 persen.
Pun banyak proyeknya yang harus dibatalkan. Seperti pembangunan hotel-hotel baru.
Trump Junior, anak presiden itu, menyalahkan partai Demokrat. Yang tidak henti-hentinya mengganggu bapaknya. Bahkan merencanakan penyelidikan baru. Ke seluruh perusahaan Trump. Apakah mendapatkan keuntungan dari jabatan presidennya.
Diumumkan juga bahwa gedung perkantorannya banyak kosong. Yang di New York itu. Rupanya tenan justru banyak yang risi. Berkantor di gedung milik presiden. Rawan jadi obyek penyelidikan.