Kunci sukses Eka, menurut Teguh, sangat sederhana. "Jadilah manusia dulu sebelum jadi pengusaha".
Eka, kata Teguh, sangat percaya: sukses itu 70 persen karena kerja keras. Yang 30 persen karena gabungan antara kesempatan dan nasib baik. Karena itu berbuat baik adalah penting.
"Kebaikan akan menghasilkan kebaikan," katanya. Hasil kebaikan itulah yang menentukan faktor 30 persen suksesnya.
Eka selalu mau untuk berbuat baik. Dengan memanfaatkan kekayaannya.
Untuk itu ia harus tahu siapa yang paling ahli berbuat baik. Pilihannya jatuh ke Budha Tzu Chi. Maka lewat Tzu Chi lah ia lebih banyak mempercayakan misi berbuat baiknya.
"Di Tzu Chi ini," kata Aguan "dana sumbangan itu 100 persen untuk disalurkan". Aguan adalah Wakil ketua Tzu Chi Indonesia. Biaya penyaluran tidak boleh diambil dari sumbangan. Pun biaya operasional lainnya. "Relawan sendiri yang harus berkorban untuk operasional," ujar Aguan.
Selesai acara itu Aguan akan terbang ke Palu. Dengan pesawat pribadinya. Tzu Chi lagi membangun 2.000 rumah. Untuk korban gempa Palu.
Hal serupa dilakukan di Lombok, Aceh dan di mana saja. Persoalannya hanya satu: Tzu Chi selalu ingin membangun rumah yang layak. Tapi pemerintah membatasi biaya per rumah tidak boleh lebih Rp 50 juta.
Keterlibatan Eka di Tzu Chi bermula tahun 1998. Saat terjadi reformasi. Jakarta dilanda kerusuhan. Eka berkunjung ke Hualian, Taiwan. Ke pusatnya Tzu Chi. Bertemu Master Chen Yan. Seorang wanita. Yang mengabdikan hidupnya untuk Budha. Yang di sana dipanggil Shang Ren.
Eka bertanya pada Shang Ren: dalam keadaan Jakarta rusuh seperti itu apa yang harus dilakukan.
Shang Ren menjawab: kasih sayanglah yang harus dilakukan. Yang dalam bahasa Mandarin diistilahkan dengan DAAI (baca: ta ai). Hanya kalau ada 'ta ai' bisa damai.
Eka merasa pas dengan jawaban itu. Ia pulang ke Jakarta. Tidak khawatir dengan apa yang terjadi. Ia mantap dengan tekad barunya. Ia salurkan bahan makanan. Yang lagi sangat diperlukan pada situasi saat itu. Ia bagikan beras 80 ton. Dan banyak lagi.
Untuk penyalurannya ia gunakan karyawan Sinar Mas. Belum banyak aktivis Tzu Chi waktu itu.
Tzu Chi menerima aktivis dari agama apa pun. Tidak usah khawatir akan diminta pindah agama.
Tzu Chi tidak punya aturan sembahyang sendiri. Silakan saja sembahyang dengan cara masing-masing. Juga tidak punya tempat ibadah. Dilarang membangun rumah ibadah Tzu Chi.