Sembahyangnya Tzu Chi adalah berbuat baik. Membantu orang. Dan menyayangi orang.
Eka sangat cocok dengan prinsip itu.
Di antara anaknya, Franky lah yang paling aktif di Tzu Chi.
Tapi Franky akan punya 'pesaing' baru. Saudara perempuannya sendiri.
Kemarin malam itu Sukma bersaksi: mulai sekarang saya akan lebih aktif di Tzu Chi.
Sukma akan meneruskan keyakinan ayahnya itu.
Sukma ini menarik. Dia tahu diri. Dia adalah anak wanita di keluarga Tionghoa zaman dulu. Yang masih memegang prinsip lama: anak wanita tidak perlu sekolah. Cukup di rumah. Membantu ibunya kerja di dapur. Dan momong adik-adiknya.
Karena itu ketika bapaknya sudah pindah ke Surabaya Sukma masih bersama ibunya di Makassar. Ketika bapaknya pindah ke Jakarta Sukma juga masih bersama ibunya. Ketika kakak-adiknya sudah sekolah di luar negeri Sukma masih juga di Makassar.
Tapi bagaimana Sukma menjadi begitu pintar? Tidak kalah dengan saudara-saudaranya?
"Saya ini juga lulusan perguruan tinggi," kata Sukma. "Namanya Universitas Eka Tjipta Widjaja," katanya. Yang disambut grrrr oleh sekitar 1000 orang. Yang malam itu memenuhi aula Tzu Chi Center.
Hanya saja yang lain lulus universitas dalam waktu 4 atau 5 tahun. Sukma baru lulus setelah 16 tahun.
Selama itulah Sukma digembleng sendiri oleh bapaknya. Justru Sukmalah yang pertama dipercaya menulis angka di cheque bank.
Pernah Sukma salah dalam menulis angka rupiah. Nol-nya kelebihan. Eka memarahinya habis-habisan. Di bentak-bentak: betapa bahayanya salah dalam menulis angka di lembaran cheque.
Di universitas beneran tidak seperti itu. Pun kalau salah menulis jawaban tidak akan sampai dimarahi dosen sampai begitu.
Bagaimana dengan Hong Leong? Yang dianggap membelot? Yang sejak awal memilih merintis usaha sendiri?