• Senin, 22 Desember 2025

Pakistan

Photo Author
- Senin, 25 Maret 2019 | 06:58 WIB
-
-

"Ini kan penjara," kata saya. Setelah lama memaku. Saya tidak mau turun dari mobil.

"Ini hotelnya," jawabnya.

Saya celingukan. 

Tidak lama kemudian pintu besi itu terbuka. Portalnya berlapis. Banyak seperti tentara bersiaga. Ada delapan orang. Sebagian bersenjata berat.

Ternyata benar. Ini hotelnya.

Saya pun sadar. Ini kan Pakistan. Yang pengamanan untuk vasilitas vital harus ekstra. 

Mobil pun diperiksa dengan teliti. Kap mesinnya dibuka. Apalagi bagasinya. Pun surat-surat diperiksa.

Tapi mana lobbynya? 

Saya begitu sulit mengenali mana pintu depannya. Sekeliling bangunan seperti pintu belakang semua. Saya pun ditunjukkan pintu masuknya. Kusam. Tertutup.

Di balik pintu itu pemeriksaan berlapis lagi. Lalu saya diminta memasuki lorong berbelok. Terlihatlah dari jauh loby hotel itu. 

Ups. 

Beda sekali dengan penampakan luarnya. 

Dalam hotel ini saya setuju: mewah sekali. 

Tapi saya belum sempat booking. Belum punya internet untuk pesan lewat online. Saya lihat jam. Sudah lebih satu jam dari saat meninggalkan airport. Mestinya Ufone saya sudah berfungsi. 

Saya cek HP. Ternyata Ufone saya belum 'on'. Saya duduk di loby hotel mewah itu. Menunggu Ufone. Saya ingat kata-kata penjual kartu SIM tadi: maksimum dua jam. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X