• Senin, 22 Desember 2025

Semangat NKRI di Perbatasan RI - Malaysia

Photo Author
- Selasa, 6 Agustus 2019 | 10:49 WIB
Anggota TNI bersama instansi terkait melakukan pengerukan selokan, pembersihan, dan pembangunan jembatan.
Anggota TNI bersama instansi terkait melakukan pengerukan selokan, pembersihan, dan pembangunan jembatan.

Program dilakukan di pulau ini yakni pembangunan sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata serta peningkatan hukum dan pengawasan keamanan. Pulau Sebatik terbagi dua. Belahan utara seluas 187,23 km² merupakan wilayah negara bagian Sabah, Malaysia, sedangkan belahan selatan dengan luas 246,61 km² masuk wilayah Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kaltara. Dari luas ini 375, 52 hektare di antaranya merupakan kawasan konservasi.

Menuju Sebatik, dari Balikpapan melalui jalur udara, laut dan darat. Penerbangan Balikpapan-Tarakan kurang lebih 55 menit. Kemudian dilanjutkan menuju Nunukan menggunakan speedboat.

Dari Tarakan menuju Nunukan tarifnya Rp 230.000 per orang, ditempuh kurang lebih 2,5 jam. Mendekati Nunukan, terlihat dari kejauhan daratan hijau yang merupakan wilayah Malaysia. Sampai Nunukan, menuju Pelabuhan Mantikas, Sebatik kurang lebih 20 menit. Sungai lebar kurang lebih 400 meter yang terhubung ke laut itu dibagi dua. Milik Indonesia, setengah lagi wilayah Malaysia.

Sampai di dermaga tradisional setempat, kemudian ditempuh jalur darat sekitar 60 menit tiba di Desa Lapri dan Seberang. Kedua desa ini berada di wilayah Kodim 0911/Nunukan.

-

Pembangunan jembatan oleh TNI dan warga untuk melancarkan roda perekonomian penduduk setempat, khususnya di Sebatik Utara.

 

Ini merupakan sasaran program rutin terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Departemen Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Pemerintah Daerah. TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-105 itu. Digelar 10 Juli-10 Agustus 2019.

Semangat tak kenal lelah dan menyerah itu terlihat ketika membangun jembatan di Dusun Sinjai I, Desa Lapri, RT 1, Sebatik Utara, Nunukan serta Dusun Lalesalo, Desa Seberang. Ada lebih 400 warga mendiami kedua dusun tersebut. Mayoritas menggantungkan kehidupannya sebagai petani dan berkebun. Sisanya pedagang dan lainnya.

Jalan lebar 5 meter, berlumpur. Kanan-kirinya ada kebun kelapa sawit, kakao, aneka buah, serta sawah. Sebelum dibangun, jembatan hanya seadanya. Dilandasi papan kayu. Di bawahnya aliran air yang juga terhubung dengan Desa Melayu, Tawau, Malaysia. Ketika hujan turun, air meninggi serta arus deras. Terkadang menutup jembatan. Tak terlihat. Ahmad Kamal warga Desa Seberang menceritakan, dirinya sudah puluhan tahun merantau. Selama ini memang tidak ada fasilitas mandi cuci kakus (MCK). Warga mengandalkan sumur. alami di tengah hutan. “Tidak bisa untuk minum, agak kotor,” terangnya.

-

Anggota TNI bersama warga membangun fasilitas MCK di Desa Seberang, Sebatik Utara. Pembangunan MCK ini sangat membantu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan warga setempat.

 

Sementara Hasan warga lainnya punya pengalaman. Ketika kondisi hujan 3-4 jam, banjir. “Air tinggi. Jalan sulit dilalui. Berlumpur, dalam,” kenangnya. Ketika harus ke pasar menjual hasil kebun, jalanan tadi dilaluinya. “Dorong motor, jatuh sering,” tuturnya tersenyum.

Kepala Desa Seberang, Hambali mengakui, memang dulu banyak warga mandi, buang air besar di sungai bawah pohon sawit, kakao dan lainnya. “Sekarang sudah dibuatkan MCK oleh prajurit TNI di dekat masjid. Jadi bersih,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X