Terdekat, Maret 2024 ini akan menyasar perempuan kepala keluarga (pekka). Sebab, dari data dinas terkait, baik kota maupun provinsi, angkanya memang sedang tinggi. “Baru tadi pagi saya survei ke Palaran. Jadi survei ke kecamatan-kecamatan. Mereka yang benar-benar tidak ada suami, baik cerai, meninggal, maupun sakit lama. Kita lihat apa potensinya. Lalu berdayakan secara ekonomi,” kata dia pada Jumat (9/2).
Selama ini mendampingi UMKM, kebanyakan memang terbentur di pendanaan. Lalu kesulitan untuk mengakses pasar. Di sisi lain juga kurang mendapat bimbingan dan pembinaan. Manajemen usaha masih tradisional. Fokusnya hanya pada produksi, sehingga lalai pada pengelolaan keuangan.
Setelah didampingi, mereka mulai tahu harus melangkah ke mana. Semakin ke sini, tak hanya dinas terkait yang lakukan pendampingan, namun berbagai instansi. “Bahkan program pemerintah kota untuk mewujudkan 10 ribu UMKM itu bisa dibilang sudah terpenuhi,” kata dia.
Kuliner menduduki peringkat pertama sebagai sektor yang banyak digeluti UMKM. Lalu ada fesyen yang juga semakin bertumbuh. Kemudian berbagai kerajinan. “Nah yang mulai naik ini ada agrobisnis. Bidang pertanian dan peternakan yang mulai digalakkan. Saya lihat potensinya di situ,” beber praktisi pengajar di Fakultas Pertanian, Unmul, tersebut.
Konsisten pada pendampingan UMKM perempuan, Windie dianugerahi berbagai penghargaan. Di antaranya sebagai Gender Champion, Penggerak dan Pendamping UMKM Samarinda pada 2021, penghargaan Peringatan Hari Kartini 2023 atas jasanya di bidang sosial budaya oleh Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Kerja (OASE) oleh Iriana Joko Widodo, Tokoh Ketahanan Keluarga dan Kewirausahaan Samarinda pada 2023 dan Gender Champion Perempuan Berjasa dan Berprestasi di Bidang Sosial Budaya Kaltim 2023. (ndu/k8)