Selama lima hari libur dan cuti bersama Idulfitri, Kaltim kebanjiran wisatawan domestik. Sejumlah lokasi destinasi wisata dikunjungi.
BALIKPAPAN-Pantai menjadi primadona di sejumlah daerah seperti Balikpapan, Bontang, Berau hingga Penajam Paser Utara (PPU). Bahkan di Balikpapan, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) mencatat lebih 42,5 ribu wisatawan yang khusus berlibur di Pantai Segara Sari Manggar.
Kepala Disporapar Balikpapan Cokorda Ratih Kusuma menjelaskan, Pantai Manggar menjadi primadona warga Kota Minyak dan kabupaten/kota sekitarnya. Beragam alasan pantai di Balikpapan Timur itu dipilih.
Selain kemudahan akses, garis pantai yang panjang hingga beragam sarana dan prasarana, atraksi dan wahana, Pantai Manggar disebut sudah mampu memaksimalkan kunjungan berkat selesainya pembangunan turap sebagai pencegah abrasi pantai. “Selama lima hari pendapatan di Pantai Manggar mencapai Rp 911 juta. Hampir Rp 1 miliar. Itu capaian terbesar,” ungkap Ratih, Selasa (16/4).
Pihaknya menyebut sudah melakukan persiapan jauh sebelum tibanya musim libur Lebaran. Salah satunya yang krusial adalah kesiapan parkir dan arus lalu lintas. Pasalnya, bercermin dari tahun-tahun sebelumnya, dua hal tersebut yang membuat kondisi kemacetan di Balikpapan Timur. Dibantu petugas gabungan dari kepolisian, TNI dan dinas terkait dilakukan sistem buka tutup dan satu arah masuk dan keluar pantai.
“Ada enam kantong parkir untuk roda 2, roda 4, dan bus. Untuk memastikan keselamatan, selain petugas dari kepolisian dibantu unsur keamanan lain, di pantai juga ada lifeguard sebagai antisipasi wisatawan yang memerlukan pertolongan. Kami juga beri tanda mana area yang boleh berenang dan tidak boleh berenang,” jelasnya.
Selain Pantai Manggar, lokasi wisata lain disebutnya juga cukup ramai. Terutama pantai-pantai yang dikelola swasta dan kelompok sadar wisata (pokdarwis). Termasuk kawasan wisata perbelanjaan dan kuliner. Disebutnya, dari sisi persaingan lokasi wisata di Balikpapan cukup berkompetisi secara sehat. Bahkan membantu untuk saling mempromosikan.
“Karena masing-masing punya segmentasi. Anak muda suka wisata kuliner. Yang orang tua suka wisata alam. Kami pun sebelumnya juga sudah mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak. Seperti para pengelola. Lalu kepada driver kami berikan sosialisasi dan pelatihan. Untuk bagaimana mereka menjadi tuan rumah yang baik,” ungkapnya.
Pertemuan juga dilakukan kepada pengusaha kuliner khususnya pedagang di lokasi wisata. Pihaknya menekankan terkait menjaga harga makanan. Jangan sampai naik demi keuntungan sesaat, namun merusak momen wisatawan yang berkunjung akibat terlalu mahalnya harga makanan. Ke depan pihaknya juga akan memberikan pembekalan service excellence.
“Kami saat ini tengah melakukan evaluasi dan monitoring melalui survei pada pengunjung. Mulai terkait layanan, keramahan, fasilitas, aksesibilitas, atraksi, dan lainnya. Nanti dari keluhan yang masuk segera ditindaklanjuti yang bisa langsung diproses. Yang belum direncanakan masuk program usulan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim Ririn Sari Dewi mengungkapkan, sektor pariwisata Benua Etam menunjukkan tren cenderung meningkat sekitar 30 sampai 40 persen. Selain adanya libur bersama selama 10 hari dan bisa lanjut cuti, tahun ini masyarakat juga lebih tenang karena masa pandemi Covid-19 telah berlalu.