• Senin, 22 Desember 2025

SUSAH..!! Krisis Air Bersih Bikin Biaya Produksi UMKM di Balikpapan Membengkak

Photo Author
- Rabu, 29 Mei 2024 | 15:00 WIB
MENANTI SOLUSI: Pelaku UMKM di Balikpapan harus memangkas pendapatan ataupun modalnya hingga jutaan rupiah untuk menutupi pengeluaran buat air bersih.
MENANTI SOLUSI: Pelaku UMKM di Balikpapan harus memangkas pendapatan ataupun modalnya hingga jutaan rupiah untuk menutupi pengeluaran buat air bersih.

Prokal.co -  Krisis air bersih bukan lagi hal yang bisa diabaikan di Balikpapan. Tidak hanya masyarakat umum, tetapi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga merasakan dampak yang signifikan dari sulitnya mendapatkan pasokan air bersih.

Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Balikpapan Yuli Shinta mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pasokan air bersih di kota ini.

"Sebagai pelaku usaha, saya sangat prihatin dengan keadaan air bersih di Balikpapan yang sangat sulit didapatkan. Sering kali kita mengalami pemadaman air yang memaksa kita untuk membeli air tandon," ujarnya.

Menurut Yuli, harga air yang harus dibeli dari tandon telah mencapai tingkat yang cukup mahal bagi banyak orang dengan pendapatan kecil ataupun buruh lepas.

"Saat ini, harga satu tandon air sudah mencapai Rp 200 ribu, bahkan pernah mencapai Rp 300 ribu. Ini cukup fantastis dan sangat menyulitkan," tambahnya.

Bila diakumulasikan, Rp 200 ribu itu hanya dapat digunakan dalam sepekan, dalam sebulan setidaknya pelaku UMKM bisa membeli hingga 4-5 tandon.

Jadi paling tidak, pelaku UMKM perlu memangkas pendapatan ataupun modalnya hingga Rp 1 juta bahkan lebih. Berkaca dalam beberapa kejadian, mati air di Balikpapan bisa terjadi dalam beberapa minggu bahkan berbulan-bulan bila di daerah perbukitan.

Dalam situasi seperti ini, UMKM di Balikpapan menjadi salah satu pihak yang paling merasakan dampaknya. Tanpa pasokan air yang memadai, UMKM terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Dampak dari krisis air bersih tidak hanya dirasakan oleh UMKM di sektor perdagangan, tetapi juga di sektor lain seperti industri kecil dan rumah tangga. Banyak pelaku usaha yang kesulitan menjalankan operasional mereka karena keterbatasan pasokan air bersih.

Tidak hanya itu, masalah krisis air bersih di Balikpapan juga menunjukkan pekerjaan rumah (PR) yang tak berkesudahan oleh pemerintah setempat dalam menangani infrastruktur dasar yang sangat vital. Meskipun telah berganti-ganti pejabat, namun masalah ini tetap belum terselesaikan dengan baik.

Menyikapi hal ini, Yuli menegaskan perlunya upaya nyata dari pemerintah untuk menangani masalah ini dengan serius. "PR Balikpapan yang tak pernah tuntas tentang air ini harus segera diselesaikan. Tagline 'Balikpapan Nyaman Dihuni' tidak akan sesuai dengan kenyataan jika masalah ini terus dibiarkan," tegasnya.

Dalam konteks ini, peran serta masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur air bersih menjadi sangat penting. Langkah-langkah konkret seperti investasi dalam pembangunan dan pemeliharaan saluran air serta peningkatan kapasitas pengolahan air menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan.

Sebagai upaya jangka panjang, dibutuhkan kebijakan yang komprehensif dan terintegrasi dalam mengatasi krisis air bersih ini. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi kebutuhan air bersih di Balikpapan.

Dengan demikian, diharapkan bahwa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih, baik bagi masyarakat umum maupun UMKM, dapat segera diatasi dengan adanya komitmen yang kuat dari semua pihak terkait.  

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X