PROKAL.CO, Kabar baik untuk masyarakat yang merencanakan perjalanan akhir tahun! Harga tiket pesawat diprediksi turun selama liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Penurunan ini dipicu oleh langkah Kementerian Perhubungan yang memangkas biaya pelayanan penumpang bandara hingga 50 persen. Keputusan tersebut disambut hangat oleh para pelaku industri pariwisata.
Baca Juga: Miras Oplosan Memakan Korban: Kisah Tragis 6 Turis di Wisata Tepi Sungai Vang Vieng, Laos
Optimisme Pelaku Pariwisata: Okupansi Hotel Meningkat
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, mengungkapkan bahwa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) biasanya mendongkrak tingkat hunian hotel hingga 10 persen, tergantung wilayah. Menurutnya, penurunan harga tiket pesawat akan memicu lonjakan pergerakan wisatawan.
“Dengan harga tiket yang lebih terjangkau, arus wisatawan ke berbagai destinasi akan meningkat, dan ini berdampak langsung pada okupansi hotel dan trafik destinasi wisata,” kata Maulana.
Maulana juga menegaskan pentingnya transportasi udara bagi mobilitas masyarakat Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Namun, harga tiket yang mahal selama ini menjadi kendala utama.
“Transportasi udara adalah urat nadi pergerakan di negara kepulauan seperti Indonesia. Jika harga tiket tetap mahal, dampaknya akan menahan peningkatan jumlah wisatawan,” tegasnya.
Baca Juga: Penangkapan Rohidin Mersyah: KPK Tegaskan Tidak Ada Nuansa Politis
Langkah Strategis Industri Penerbangan
Sekretaris Jenderal Indonesian National Air Carriers Association (INACA), Bayu Sutanto, menyatakan bahwa asosiasi mendukung penuh langkah pemerintah ini.
Biaya tambahan seperti Passenger Service Charge (PSC) sudah dipangkas 50 persen, sementara fuel surcharge juga diturunkan menjadi 2 persen. Selain itu, harga bahan bakar jet (avtur) tidak akan mengalami kenaikan sepanjang Desember.
“Penurunan biaya seperti ini memberikan dampak signifikan dalam meringankan beban penumpang,” ujar Bayu.
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja, sebelumnya mengusulkan pengurangan berbagai komponen biaya penerbangan, termasuk tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) dan Pelayanan Jasa Pendaratan (PJP4U).
Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Pulangkan Mary Jane: Australia Ajukan Permintaan Serupa untuk Bali Nine
Ia juga mendorong pemerintah untuk menetapkan harga avtur sesuai dengan standar internasional dan menghapus bea masuk suku cadang pesawat.