PROKAL.CO, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memperkuat kolaborasi guna meningkatkan daya saing kawasan industri, sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada periode 2025-2029.
Langkah ini mendukung misi Asta Cita Pemerintah ke-5, yang menitikberatkan pada hilirisasi dan pengembangan industri berbasis sumber daya alam guna meningkatkan nilai tambah dalam negeri.
Baca Juga: Dukung Keberagaman di Dunia Kerja, BRI Raih Penghargaan di Ajang Anugerah Avirama Nawasena
Sebagai bentuk nyata komitmen tersebut, BRI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Himpunan Kawasan Industri (HKI).
Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Commercial, Small & Medium Business BRI Amam Sukriyanto dan Sekjen HKI Priyo Budianto, serta disaksikan oleh Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza dalam acara Gathering Nasional Kawasan Industri 2025 di Menara BRILiaN, Jakarta (18/3/2025).
Acara ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, mulai dari perwakilan pemerintah hingga pelaku usaha, yang turut berdiskusi mengenai tantangan serta peluang industri.
Forum ini juga menjadi wadah untuk merumuskan strategi dan rekomendasi kebijakan dalam memperkuat daya saing kawasan industri di Indonesia.
Baca Juga: BRI Pastikan Keandalan Layanan E-Channel untuk Kelancaran Transaksi Jelang Lebaran
Direktur Commercial, Small & Medium Business BRI Amam Sukriyanto menegaskan bahwa BRI siap memberikan dukungan optimal bagi pertumbuhan industri manufaktur melalui berbagai layanan dan produk unggulan yang dirancang untuk memperkuat ekosistem bisnis di kawasan industri. Ia optimistis sektor ini akan terus berkembang pesat.
"BRI senantiasa mendukung berbagai inisiatif yang mendorong pertumbuhan industri nasional. Melalui sinergi dengan HKI, kami yakin dapat mengakselerasi pertumbuhan bisnis kawasan industri di seluruh Indonesia dengan layanan perbankan yang komprehensif," ujar Amam.
Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza menegaskan bahwa kawasan industri bukan sekadar lokasi produksi, melainkan pusat ekosistem industrialisasi yang berperan dalam meningkatkan produktivitas nasional.
Ia menyebutkan bahwa sektor industri pengolahan nonmigas masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Jeli Melihat Peluang, Novi Sukses Bangun Toko Kosmetik dengan Pinjaman KUR BRI
"Pada 2024, sektor industri pengolahan nonmigas menyumbang 17,16% terhadap PDB nasional dengan pertumbuhan 4,75%. Selain itu, sektor ini juga menjadi penyumbang pajak terbesar, mencapai 25,84%," ungkap Faisol.