PROKAL.CO, SAMARINDA – Sektor pertambangan masih menjadi penopang utama perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim). Hampir separuh aktivitas ekonomi provinsi ini masih bertumpu pada tambang batu bara dan migas. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana menegaskan, meski kondisi produksi mengalami fluktuasi, kontribusi sektor tersebut tidak tergantikan.
Baca Juga: PLN UIP3B Kalimantan Perkuat Ekonomi Lokal Lewat Bantuan Pembibitan di Kebun Anggur Cempakasari
“Pada triwulan II-2025, sektor pertambangan dan penggalian menyumbang 34,11 persen, atau lebih dari sepertiga total PDRB Kaltim,” jelas Yusniar. Catatan BPS menunjukkan sejak 2019 hingga 2022, porsi tambang dalam struktur ekonomi Kaltim selalu berada di kisaran 45-46 persen. Angka itu menggambarkan betapa dominannya tambang dalam menopang ekonomi daerah.
Bahkan di tengah tren penurunan produksi, peran sektor tersebut masih yang terbesar. Produksi batu bara di Kaltim sepanjang 2023 tercatat 338,50 juta ton. Angka itu mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, namun tetap menjadi komoditas andalan. “Produksi tambang, khususnya batu bara, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak dan gas bumi,” ujar Yusniar.
Di sisi lain, kondisi lapangan migas yang kian menua membuat produksinya terus merosot. Pada 2023, minyak bumi hanya tercatat 13.402,04 ribu barel. Gas bumi pun tidak lebih baik, dengan produksi 131,10 juta MMBTU. “Produksi minyak dan gas bumi terus mengalami penurunan karena kondisi lapangan yang sudah tua. Itu yang menyebabkan kontribusinya semakin mengecil,” kata Yusniar. Meski menghadapi tantangan, dominasi batu bara masih sulit digantikan. (adv/diskominfo/i)