Alex Pastoor, sosok pelatih yang telah membawa Almere City promosi ke Eredivisie untuk pertama kalinya, menunjukkan karakteristik unik dalam pendekatan taktisnya di dunia sepak bola Belanda. Mantan pelatih Sparta Rotterdam dan SCR Altach ini menerapkan gaya permainan yang mengandalkan pressing agresif dan serangan cepat melalui sayap.
Baca Juga: Patrick Kluivert Anggap 4 Laga Sisa Kualifikasi Piala Dunia 2026 Seperti Laga Final
Ciri khas utama taktik Pastoor terlihat dari sistem counter-pressing yang diterapkan kepada Almere City. Di bawah kepemimpinannya, tim berhasil mencatatkan 687 kali perebutan bola melalui counter-pressing sepanjang musim lalu di Eerste Divisie, dengan 140 di antaranya menghasilkan situasi berbahaya bagi lawan. Statistik mengesankan ini diperkuat dengan 421 kali perebutan bola di area lawan, memperlihatkan bagaimana Pastoor menekankan pentingnya pertahanan dimulai dari lini depan.
Baca Juga: Tangani Timnas Indonesia, Kluivert Bakal Terapkan Permainan Menyerang
Pastoor mengembangkan sistem pressing yang unik dengan fokus pada penguncian bola di satu sisi lapangan. Strategi ini melibatkan penjagaan satu lawan satu yang agresif, di mana para pemain diarahkan untuk cepat bergeser dan memberikan tekanan intensif di area yang sama. Meski berisiko tinggi, pendekatan ini terbukti efektif dalam menciptakan peluang serangan balik yang berbahaya.
Dalam fase menyerang, pelatih asal Belanda ini memilih untuk tidak terlalu mendominasi penguasaan bola. Sebaliknya, ia mengoptimalkan kecepatan pemain sayap untuk menciptakan peluang. Skema ini terbukti sukses dengan duo pemain sayap Almere City yang berkontribusi total 11 assist dan 8 gol musim lalu. Pastoor melatih timnya untuk melakukan pergerakan tanpa bola yang cerdas, menciptakan ruang kosong melalui overlapping dan underlapping runs dari pemain sayap dan bek.
Fleksibilitas taktik menjadi kekuatan lain dari kepelatihan Pastoor. Ia mampu mengubah formasi dari 4-3-3 menjadi 4-2-3-1 atau 5-3-2 sesuai dengan situasi pertandingan dan kekuatan lawan. Ketika menghadapi tim yang lebih kuat di Eredivisie, Pastoor tidak ragu untuk menerapkan formasi lebih defensif, menunjukkan pragmatismenya sebagai pelatih.
Pastoor juga menekankan pentingnya transisi cepat dalam permainan. Ketika timnya berhasil merebut bola melalui pressing, ia menginstruksikan para pemainnya untuk segera melancarkan serangan balik dengan memanfaatkan ruang kosong yang ditinggalkan lawan. Pendekatan ini memungkinkan Almere City menciptakan peluang berbahaya meski tidak mendominasi penguasaan bola.
Keberhasilan Pastoor membawa Almere City promosi ke Eredivisie bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari pemahaman taktis yang mendalam dan kemampuan mengoptimalkan kekuatan pemainnya. Di liga tertinggi Belanda, tantangan terbesar Pastoor adalah mempertahankan efektivitas taktiknya sambil beradaptasi dengan level persaingan yang lebih tinggi. Kemampuannya mengimplementasikan variasi taktik dan mempertahankan identitas permainan timnya akan menjadi kunci bertahannya Almere City di Eredivisie. (*)