bola-dunia

Di Ambang Sejarah Kelam: Jerman Hadapi Misi Hidup-Mati di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 14:15 WIB
Gelandang serang Jerman, Nadiem Amiri.

BERLIN – Tim Nasional Jerman, salah satu kekuatan tradisional sepak bola dunia, kini berada di tepi jurang kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026. Kekalahan mengejutkan 0-2 dari Slovakia bulan lalu telah menempatkan Die Mannschaft di posisi genting, menjadikan dua laga kualifikasi berikutnya melawan Luksemburg dan Irlandia Utara sebagai misi "hidup dan mati".

Bagi publik Jerman, gagasan "Piala Dunia tanpa Die Mannschaft" adalah hal yang tabu. Namun, sistem kualifikasi Eropa yang ketat dan persaingan yang meningkat menuntut lebih dari sekadar nama besar.

Sistem kualifikasi Eropa saat ini hanya meloloskan juara grup secara otomatis, sementara runner-up harus melewati fase playoff yang ketat. Dengan Slovakia unggul di puncak, Jerman yang diasuh oleh Julian Nagelsmann wajib menyapu bersih sisa laga sambil berharap Slovakia terpeleset.

Gelandang Nadiem Amiri mengakui bahwa era kemenangan besar sudah berakhir. “Semua orang berharap kami bisa mengalahkan lawan 5-0, 6-0, tetapi itu tak mungkin lagi,” ujar Amiri. “Sekarang semua tim bagus, semua bisa bertahan. Kami butuh kemenangan demi kemenangan.”

Situasi ini menambah tekanan psikologis pada tim yang masih berjuang pulih dari kegagalan beruntun, yakni tersingkir di fase grup Piala Dunia 2018 dan 2022. Kegagalan kali ini akan menjadi noda ketiga kalinya sejak 1934, setelah absen pada 1930 (memilih tidak ikut) dan 1950 (larangan pascaperang).

Badai Cedera Menerpa Skuad Nagelsmann

Nagelsmann menghadapi tantangan berat akibat badai cedera di momen krusial. Kiper utama Marc-Andre ter Stegen masih menepi, bek tangguh Antonio Rudiger absen karena masalah otot, sementara motor serangan Jamal Musiala diperkirakan baru pulih tahun depan.

Kondisi ini memaksa pelatih berusia 38 tahun itu mengandalkan kombinasi pemain muda. Sorotan tertuju pada Florian Wirtz dan Nick Woltemade di lini serang, meskipun keduanya belum menunjukkan konsistensi. Di lini belakang, Nathaniel Brown, bek muda Eintracht Frankfurt, diyakini sebagai simbol "generasi transisi" yang diharapkan mampu menambal rapuhnya lini pertahanan.

Perjuangan Jerman saat ini bukan hanya soal tiket ke Piala Dunia, melainkan upaya keras untuk mencari kembali jati diri dan identitas sepak bola mereka yang telah memudar di bawah tekanan sejarah. Laga mendatang akan menjadi ujian nyata bagi arah baru sepak bola Jerman.(*)

Terkini